Selasa, 30 November 2010

Zwarte Piet, Sang Penolong Santa Claus

KETIKA Santa Claus muncul untuk membagikan hadiah bagi anak-anak menjelang Natal, ada asistennya yang selalu siap membantu. Adalah Zwarte Piet, atau yang biasa disebut Piet Hitam. Di beberapa kisah, Piet Hitam digambarkan dengan sosok seorang budak hitam. Tugasnya, menghukum anak yang nakal dengan sebuah tongkat dan memasukkan mereka ke dalam karung. Mereka kemudian dibawa ke Spanyol.
Legenda Zwarte Piet sempat dianggap rasis karena merujuk kalau Santo Nikolas atau Santa Claus memanfaatkan budak Afrika untuk membantunya dalam hari sebelum pakjesavond, saat anak-anak membuka kado Natal pada 5 Desember. Namun kini, Zwarte Piet tidak digambarkan sebagai budak. Zwarte Piet, kala itu tidak tahu harus kemana, karena dia terpisah dari rekannya dan dia tidak memiliki pekerjaan.
Akhirnya Santa Claus menawarkannya pekerjaan. Beberapa kisah mengatakan kalau dia bertugas menulis daftar hal yang diingini oleh anak-anak, yang lain mengatakan kalau Zwarte Piet mengikuti jejak semua anak nakal untuk memasukannya kedalam karung.
Beberapa dasawarsa lalu, cerita ini telah diubah dan budak itu telah menjadi “budak modern” yang mempunyai muka hitam karena mereka memanjat cerobong asap dan menjadi hitam karena jelaga atau arang dari api. Sinterklaas memakai baju mirip dengan uskup. Dia memakai mitra merah dengan salib emas dan membawa tongkat uskup. Kemiripannya dengan uskup dari Myra terlihat jelas disini.
Menurut tradisi, Piet bertugas untuk berbagai macam hal, navigasi untuk keretanya dari Spanyol menuju Belanda, atau Piet untuk memanjat atap untuk memasukan hadiah ke dalam cerobong asap. Dalam beberapa tahun, banyak cerita telah muncul. Paling banyak dibuat oleh orang tua untuk membuat anak-anak tetap percaya kepada Santa Claus dalam kebijaksanaan dan untuk menghilangkan kelakuan yang buruk. Dalam beberapa kasus, Piet agak ceroboh dalam pekerjaan, seperti Piet sebagai navigasi menunjuk ke arah yang salah. Ini lebih sering digunakan untuk memberikan komedi kecil dalam parade tahunan saat Santa Claus datang ke Belanda.

Senin, 29 November 2010

Advent, Minggu Penantian

PADA Minggu 28 November 2010, kita akan memasuki Minggu Adven Pertama. Masa Liturgi Adven menandai masa persiapan rohani sebelum Natal. Adven dimulai pada hari Minggu terdekat sebelum Pesta St. Andreas, antara tanggal 27 November dan 3 Desember, dan berlangsung sampai Malam Natal 24 Desember. Masa Adven berlangsung selama empat hari Minggu dan empat minggu persiapan, meskipun minggu terakhir Adven pada umumnya terpotong dengan tibanya Hari Natal. Nama Adven diambil dari kata Latin Adventus yang artinya adalah Kedatangan.

Masa Adven mengalami perkembangan dalam kehidupan rohani Gereja. Sejarah asal-mula Adven sulit ditentukan dengan tepat. Adven diduga mulai dirayakan dikalangan umat Kristen sejak abad keempat. Dalam bentuk awalnya, yang bermula dari Perancis, Masa Adven merupakan masa persiapan menyambut Hari Raya Epifani, hari di mana para calon dibaptis menjadi warga Gereja; jadi persiapan Adven amat mirip dengan Prapaskah dengan penekanan pada doa dan puasa yang berlangsung selama tiga minggu dan kemudian diperpanjang menjadi 40 hari. Pada tahun 380, Konsili lokal Saragossa, Spanyol menetapkan tiga minggu masa puasa sebelum Epifani. Diilhami oleh peraturan Prapaskah, Konsili lokal Macon, Perancis, pada tahun 581 menetapkan bahwa mulai tanggal 11 November (pesta St. Martinus dari Tours) hingga Hari Natal, umat beriman berpuasa pada hari Senin, Rabu, dan Jumat. Lama-kelamaan, praktek serupa menyebar ke Inggris. Di Roma, masa persiapan Adven belum ada hingga abad keenam, dan dipandang sebagai masa persiapan menyambut Natal dengan ikatan pantang puasa yang lebih ringan.

Gereja secara bertahap mulai lebih membakukan perayaan Adven. Buku Doa Misa Gelasian, yang menurut tradisi diterbitkan oleh Paus St. Gelasius I (wafat thn 496), adalah yang pertama menerapkan Liturgi Adven selama lima Hari Minggu. Di kemudian hari, Paus St. Gregorius I (wafat thn 604) memperkaya liturgi ini dengan menyusun doa-doa, antifon, bacaan-bacaan dan tanggapan. Sekitar abad kesembilan, Gereja menetapkan Minggu Adven Pertama sebagai awal tahun penanggalan Gereja. Dan akhirnya, Paus St. Gregorius VII (wafat thn 1095) mengurangi jumlah hari Minggu dalam Masa Adven menjadi empat. Meskipun sejarah Adven agak “kurang jelas”, makna Masa Adven tetap terfokus pada kedatangan Kristus (Adven berasal dari bahasa Latin “adventus”, artinya “datang”). Katekismus Gereja Katolik menekankan makna ganda “kedatangan” ini: “Dalam perayaan liturgi Adven, Gereja menghidupkan lagi penantian akan Mesias; dengan demikian umat beriman mengambil bagian dalam persiapan yang lama menjelang kedatangan pertama Penebus dan membaharui di dalamnya kerinduan akan kedatangan-Nya yang kedua” (no. 524). Oleh sebab itu, di satu pihak, umat beriman merefleksikan kembali dan didorong untuk merayakan kedatangan Kristus yang pertama ke dalam dunia ini. Kita merenungkan kembali misteri inkarnasi yang agung ketika Kristus merendahkan diri, mengambil rupa manusia, dan masuk dalam dimensi ruang dan waktu guna membebaskan kita dari dosa. Di lain pihak, kita ingat dalam Syahadat bahwa Kristus akan datang kembali untuk mengadili orang yang hidup dan mati dan kita harus siap untuk bertemu dengannya.

Suatu cara yang baik dan saleh untuk membantu kita dalam masa persiapan Adven adalah dengan memasang Lingkaran Adven. Lingkaran Adven merupakan suatu lingkaran, tanpa awal dan akhir: jadi kita diajak untuk merenungkan bagaimana kehidupan kita, di sini dan sekarang ini, ikut ambil bagian dalam rencana keselamatan Allah yang kekal dan bagaimana kita berharap dapat dapat ikut ambil bagian dalam kehidupan kekal di kerajaan surga. Lingkaran Adven terbuat dari tumbuh-tumbuhan segar, sebab Kristus datang guna memberi kita hidup baru melalui sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya. Tiga batang lilin berwarna ungu melambangkan tobat, persiapan dan kurban; sebatang lilin berwarna merah muda melambangkan hal yang sama, tetapi dengan menekankan Minggu Adven Ketiga, Minggu Gaudate, saat kita bersukacita karena persiapan kita sekarang sudah mendekati akhir.

Terang itu sendiri melambangkan Kristus, yang datang ke dalam dunia untuk menghalau kuasa gelap kejahatan dan menunjukkan kepada kita jalan kebenaran. Gerak maju penyalaan lilin setiap hari menunjukkan semakin bertambahnya kesiapan kita untuk berjumpa dengan Kristus. Setiap keluarga sebaiknya memasang satu Lingkaran Adven, menyalakannya saat santap malam bersama dan memanjatkan doa-doa khusus. Kebiasaan ini akan membantu setiap keluarga untuk memfokuskan diri pada makna Natal yang sebenarnya.

Secara keseluruhan, selama Masa Adven kita berjuang untuk menggenapi apa yang kita daraskan dalam doa pembukaan Misa Minggu Adven Pertama: “Bapa di surga… tambahkanlah kerinduan kami akan Kristus, Juruselamat kami, dan berilah kami kekuatan untuk bertumbuh dalam kasih, agar fajar kedatangan-Nya membuat kami bersukacita atas kehadiran-Nya dan menyambut terang kebenaran-Nya.

Pendeta atau pastur biasanya mengenakan toga (kasula) yang berwarna ungu kerajaan atau biru kerajaan pada masa-masa ini. Banyak gereja juga menempatkan sebuah rangkaian daun Adven pada misa atau kebaktian-kebaktian Adven mereka. Karangan daun itu terdiri atas empat batang lilin (tiga ungu dan satu berwarna merah jambu) yang ditata di sebuah lingkaran yang berwarna hijau yang melambangkan kehidupan yang kekal.

Lilin-lilin itu dinyalakan sebagai berikut:
Minggu Pertama: sebatang lilin ungu
Minggu Kedua: dua batang lilin ungu
Minggu Ketiga: dua batang lilin ungu dan satu lilin merah jambu
Minggu Keempat: keempat lilin

Lilin dan warna liturgis ungu melambangkan warna pertobatan dan penyesalan yang ditandai oleh masa puasa. Lilin merah jambu dinamai juga lilin "Sukacita" (Gaudete) dan lilin ini berasal dari sejarah Adven. Puasa pada masa Adven dibuka pada hari Minggu yang ketiga sebagai penantian akan peristiwa besar yang akan datang. Seringkali sebatang lilin putih dinyalakan di tengah lingkaran. Ini adalah Lilin Kristus, yang melambangkan kelahiran Kristus. Lilin ini dinyalakan pada Malam Natal atau pada hari Natal itu sendiri.

Sabtu, 20 November 2010

Mungkin aku hanya sebuah sapu....

- Yang tak dipandang -

Tapi aku bangga karena Tuhan yang memakai aku,

Ia menggunakanku untuk membersihkan kotoran...

walaupun aku sendiri harus jadi kotor.



Mungkin aku hanya sebuah sapu tangan

- Yang lusuh dan tak berharga -

Tapi aku bangga karena Tuhan yang memakai aku

Ia menggunakanku untuk mengeringkan setiap air mata

walaupun aku harus menjadi basah dan ikut menangis



Mungkin aku hanya sebuah lilin

- Yang pastikan padam -

Tapi aku bangga karena Tuhan yang memakai aku

Ia menggunakan sebercik cahaya yang aku miliki

walaupun tidak bertahan lama karena dayaku semakin lemah



Mungkin aku hanya menjadi truk sampah

- Yang menjijikan -

Tapi aku bangga karena Tuhan memakai aku

Untuk mengangkut sampah-sampah hati

walaupun aku sendiri harus terlihat menjijikan



Atau aku adalah air raksa

- Yang kan membuat sesuatu menjadi terluka -

Tapi aku bangga karena Tuhan memakai aku

untuk menguji ketahanan dan kemurnian setiap hati

walaupun aku harus dibenci dan dipandang berbahaya



Aku bangga menjadi Alat Tuhan

Walaupun aku harus menjadi kotor, bercucuran air mata, menjadi lemah pudar, menjijikan, atau bahkan dibenci....

Jika semua itu membuat Tuhan tersenyum padaku

Aku tidak pernah kecewa...

Karena aku bahagia jika Tuhan yang memakai Aku.



Pernahkah kau melihat semua alat-alat di atas berharga bagi dunia?

atau bahkan pernahkah dirimu sendiri memandang semua itu berharga?

Mungkin tidak.

Aku tahu banyak orang yang memandangku seperti layaknya sapu yang kotor

kain pel yang lusuh, lilin yang lemah pudar, truk sampah yang menjijikan, dan air raksa yang berbahaya

sempat aku sedih... dan tak tahu harus berbuat apa...

karena itulah aku di hadapan mereka....



namun Tuhan berkata...

"Tunggu sampai Aku yang memakaimu

Aku sangat membutuhkanmu

Kamu itu berharga bagiku

<=Tak perlu kau peduli pandangan dunia=>

karena cukup Aku yang memandang_Mu

kamu adalah milik_Ku...

dan yang sangat Kucinta...

Itulah kamu bagi_Ku"



seraya semua kesedihan yang kurasa terhilang

walau hanya 1, ternyata masih ada yang menganggapku berharga

walau hanya 1, ternyata masih ada yang membutuhkanku

walau hanya 1, ternyata masih ada yang memandangku berguna

walau hanya 1, ternyata masih ada yang mencintaiku

dan aku benar-benar bahagia karena aku adalah milik_Nya



kata_Nya lagi

"Tetaplah Berkarya untuk_Ku...

Tetaplah Lakukan semuanya untuk_Ku

Tetaplah Berharap untuk_Ku

Tetaplah Berangan untuk_Ku

Tetaplah Berusaha untuk_Ku

Tetaplah Bermimpi untuk_Ku

Karena Aku akan terus bersamamu..."



Dan mulai saat itu aku terus melangkah pasti

sampai saat ini...

dan bahkan sampai saatnya aku benar-benar menjadi pudar

aku takkan pernah bersedih hanya untuk Tuhan

karena Dia berjanji tidak akan tinggalkanku

dan aku pun berjanji pada_Nya untuk tidak pernah bersedih



Biarlah air mata yang kumiliki

hanya kuberikan pada_Nya

Untuk menunjukan rasa bahagiaku pada_Nya

Untuk menunjukan rasa haruku pada_Nya

Untuk menunjukan rasa banggaku pada_Nya

Untuk menunjukan rasa cintaku pada_Nya

Untuk menunjukan rasa syukurku pada_Nya



Tidak lagi mengeluarkan air mata bagi dunia

untuk rasa sedihku

untuk rasa takutku

untuk rasa kecewaku

untuk rasa bersalahku

untuk rasa raguku

untuk rasa khawatirku

untuk segala rasa yang gelap dan menyelubungiku







Aku berusaha untuk menepatinya

Aku berusaha untuk jaga kepercayaan_Nya

Aku berusaha untuk membuat_Nya bangga

Aku berusaha untuk membuat_Nya bahagia

Aku berusaha untuk tidak membuat_Nya kecewa

Aku berusaha untuk tidak membuat_Nya berduka



AKU AKAN TERUS BERUSAHA DEMI DIA

YANG SELALU MENGANGGAPKU BERHARGA

YANG SELALU MENCINTA

YANG SELALU SETIA

YANG SELALU ADA

YANG SELALU BERSAMA

YANG SELALU MAU MENGGENDONG SEMUA DAYA



Kami berdua saling menyayangi

Aku berikan cintaku sepenuh_Nya

Meskipun aku tahu cinta_Nya melebihi cintaku

Itulah Dia bagiku dan Aku bagi_Nya

Bahkan engkau juga



♥ (^_^) ♥

God-Blesses-U