Matius 18: 21-35
Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. (18:21-22)
Tanggal 17 Juli 2009 Hotel J. W. Marriot dan Ritz-Charlton di Mega Kuningan, Jakarta dihantam bom bunuh diri. Paling tidak ada sembilan orang tewas dalam peristiwa itu. Salah satunya adalah Evert Mokodompis. Ada satu hal yang menyentuh hati saya, saat penguburan, ayah korban diwawancarai sebuah stasiun tv, dengan pertanyaan hukuman apa yang pantas bagi orang-orang dibalik peristiwa ini. Jawabannya sangat indah, “saya serahkan kepada hukum yang berlaku, tetapi kami sudah mengampuni mereka dan memberkati mereka. Sebab kejahatan tidak boleh dibalas dengan kejahatan, tetapi dengan kebaikan.” Satu kalimat yang berasal dari firman Tuhan dalam Injil Matius 5: 39 dan 44.
Mengampuni adalah sesuatu yang sangat mudah untuk dikatakan, namun perlu pengorbanan saat kita berkomitmen untuk melaksanakannya. Sebab, mengampuni berarti menghapuskan kesalahan yang dibuat orang lain, meskipun itu sangat menyakitkan. Petrus bertanya kepada Tuhan Yesus, berapa kali aku harus mengampuni? Tujuh kali? Mengapa Petrus berkata tujuh kali, sebab dalam tradisi Yahudi saat itu mengampuni orang biasanya hanya sampai tiga kali. Jawaban Yesus sangat mengagetkan, sebab ia tidak hanya harus mengampuni tujuh kail, tetapi tujuh puluh kali tujuh kali untuk satu orang saja. Ini mendobrak kebiasaan dan kemauan kita. Namun, disinilah esensi dari keKristenan, yaitu hendaklah kita saling mengasihi, dan mengasihi tidak ada dampaknya tanpa kita mengampuni.
Umat percaya seringkali gamang dan sulit untuk mengampuni, sebab melihat kesalahan yang sudah diperbuat orang terhadap kita. Mulai saat ini, pandanglah teladan Yesus Kristus yang rela masuk dalam sejarah dunia, menjadi manusia, bahkan mati dalam kesengsaraan demi kasihNya bagi kita, manusia berdosa. Dia rela mengampuni kita, demikian pula kita juga harus rela mengampuni kesalahan sesama kita. WEC
(Pengampunan adalah keniscayaan bagi umat yang mengasihi Tuhan)