1 Petrus 1:6-7a
1:6 Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
1:7 Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu...
Surat 1 Petrus ditujukan kepada orang-orang pendatang di Galatia, Pontus, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia, juga bagi kita di masa kini. Rasul Petrus mengingatkan kepada jemaat supaya tetap berpegang teguh pada pengharapan dan cinta kasih kepada Allah dan sesama, meskipun pada saat itu mereka mengalami banyak sekali penganiayaan dan penderitaan. Rasul Petrus malah meminta mereka untuk bergembira dan bersukacita meskipun sedang menderita, sebagai bukti cinta dan iman kepada Tuhan Allah.
Di Jepang ada cerita, setiap hari seekor anjing mengantarkan tuannya ke stasiun kereta api untuk berangkat mengajar di sebuah Universitas, hal itu berlangsung belasan tahun. Suatu kali, sang majikan terkena serangan jantung dan meninggal di tempatnya mengajar, ia dibawa ke rumah tidak dengan kereta api. Si anjing yang terbiasa menunggui tuannya pulang di stasiun tersebut tidak pernah tahu apa yang terjadi. Sesuatu yang hebat terjadi, konon anjing itu selalu menunggui tuannya di stasiun tersebut selama bertahun-tahun hingga ia mati. Inilah kesetiaan seekor anjing kepada tuannya, dalam susah dan senang ia selalu menanti kedatangan orang yang dicintainya.
Cinta akan sangat mudah dikatakan pada saat semuanya berjalan indah dan menyenangkan, namun apakah cinta itu tahan uji saat menghadapi berbagai pencobaan dan tantangan? Cinta kita kepada Tuhan dan sesama hendaknya cinta yang sejati, tulus dan tahan uji. Akan sangat luar biasa apabila saat kesusahan mendera, penderitaan menghimpit, kesesakan menekan seakan tiada berhenti, namun kita masih tetap bersukacita dalam cinta yang murni kepada Tuhan, keluarga, rekan sekerja, anak didik dan sesama manusia.
Maka, saat pencobaan datang menghadang hidup kita, jangan berkecil hati, itulah saatnya membuktikan kemurnian iman dan cinta kita kepada Tuhan dan sesama.
Cinta sejati pasti akan tahan uji