Markus 3: 1-6
3:2 Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia
Ada pepatah lama yang mengatakan ‘semakin tinggi pohon maka semakin banyak pula angin yang menerpanya.’ Pepatah ini ingin menunjukkan bahwa semakin kita melangkah maju untuk mencapai tujuan, akan semakin banyak pula rintangan yang menghadang. Pada saat itu akan semakin banyak orang yang suka mencari-cari kesalahan untuk menjatuhkan kita. Apabila kita tidak mampu menguasai diri, maka rintangan itu akan menghancurkan langkah kita.
Tuhan Yesus pada saat sedang ada dalam sebuah rumah ibadat Yahudi. Dalam rumah ada seorang yang mati sebelah tangannya, mungkin semacam penyakit stroke di masa kini. Yesus dikenal sebagai seorang penyembuh yang ajaib, tetapi masalahnya adalah, saat itu adalah hari sabat. Pada hari sabat umat Yahudi percaya bahwa mereka tidak diperbolehkan untuk melakukan sesuatu apapun kecuali beribadah kepada Tuhan. Mereka menunggu Yesus untuk melakukan mujizat penyembuhan sehingga mereka dapat mempersalahkanNya, sebab dianggap melanggar hukum Musa. Mereka lupa bahwa berbuat baik juga merupakan ibadah kepada Tuhan Allah (ayat 4).
Yesus menghadapi tantangan, menyembuhkan orang yang lumpuh sebelah tangannya itu dengan resiko dianggap melawan hukum Musa dan tradisi, atau tidak menyembuhkannya. Yesus memilih untuk melawan tantangan itu. Ia menunjukkan kebenaran pada bangsa yang dibutakan perilaku dan aturan-aturan yang dibuat para pemimpin agamanya.
Bagaimana dengan kita? seringkali saat melangkah maju dan memperjuangkan kebenaran kita juga menghadapi tantangan dari orang-orang di sekitar kita. mereka terusik dan terganggu dengan niat baik kita. apakah kita gentar menghadapi tantangan itu? Jangan gentar! Apabila kita melangkah ke arah yang lebih baik dan bertujuan mulia, percayalah Tuhan pasti menyertai dan menolong kita. tetaplah berfokus pada tujuan dan melangkah dengan iman dan keyakinan, maka hasil yang baik menanti kita.
Tantangan boleh datang dan menghadang, tetapi orang yang memiliki keyakinan tidak akan tergoyahkan
MEMBERITAKAN KEBENARAN, DAMAI SEJAHTERA, SUKACITA DAN BERKOMITMEN UNTUK MELAKSANAKAN AMANAT AGUNG TUHAN YESUS SECARA BIJAKSANA DAN KONTEKSTUAL. ARTIKEL INI ADA UNTUK MENJADI BERKAT BAGI ANDA.
Senin, 28 September 2009
Rabu, 16 September 2009
Memberitakan Firman
Kisah para Rasul 4:23-31
4:31 Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani
Majalah Voice of Martyrs edisi Januari tahun 1999 menceritakan tentang seorang ibu Vietnam yang bernama Vo Thi Manh yang dikembalikan ke rumahnya oleh polisi setempat. Ia baru saja keluar dari penjara, setelah lama berada di sana dengan kaki dirantai. Kejahatan yang dilakukannya adalah mengadakan kebaktian di rumahnya sendiri. Ketika ibu ini ditempatkan di depan rumahnya, polisi memanggil para tetangganya untuk berkumpul dan mempermalukan dia. Ibu Vo Thi Manh berkata di depan semua orang “aku sedang memberitakan Firman saat saat itu dan itulah sebabnya pemerintah menangkap aku. Aku mohon supaya pemerintah membiarkan orang-orang Kristen bebas beribadah di rumah kami sendiri sehingga kami dapat menjalankan apa yang kami imani.” Ia berani membayar harga dalam memberitakan kabar sukacita dari Allah bagi seluruh umat manusia.
Penderitaan seperti ini tidak hanya di alami oleh ibu Vo Thi Manh atau oleh kita di Indonesia saja, tetapi terjadi di hampir seluruh dunia. Hebatnya, selalu ada keberanian untuk menghadapi ancaman bahkan maut, karena Roh Kudus sudah memenuhi hati mereka, sama seperti murid-murid Tuhan Yesus di abad pertama. Semua dengan penuh semangat memberitakan kabar keselamatan kepada orang lain melalui karya hidup mereka maupun dengan kesaksian-kesaksian mereka. Semua keberanian itu tidak didapatkan dari kekuatan duniawi, namun karena pertolongan Tuhan sendiri.
Kita juga memiliki kesempatan yang sama, yaitu untuk menyampaikan kabar keselamatan kepada keluarga, sesama dan anak didik, melalui karya nyata serta kesaksian hidup kita. Sikap hidup dan perilaku kita yang baik akan menjadi ‘Alkitab yang terbuka’ bagi orang lain. Orang lain melihat kasih Kristus dari kesaksian hidup kita yang saling mengasihi, orang mengenal pengampunan Allah dari sikap kita yang mau saling mengampuni. Mintalah kekuataun dari Roh Kudus, sebab segala perkara dapat dilakukan oleh kuasaNya.
Pemberitaan Injil Dimulai dari Sikap Hidup yang Sesuai dengan Kebenaran Injil
4:31 Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani
Majalah Voice of Martyrs edisi Januari tahun 1999 menceritakan tentang seorang ibu Vietnam yang bernama Vo Thi Manh yang dikembalikan ke rumahnya oleh polisi setempat. Ia baru saja keluar dari penjara, setelah lama berada di sana dengan kaki dirantai. Kejahatan yang dilakukannya adalah mengadakan kebaktian di rumahnya sendiri. Ketika ibu ini ditempatkan di depan rumahnya, polisi memanggil para tetangganya untuk berkumpul dan mempermalukan dia. Ibu Vo Thi Manh berkata di depan semua orang “aku sedang memberitakan Firman saat saat itu dan itulah sebabnya pemerintah menangkap aku. Aku mohon supaya pemerintah membiarkan orang-orang Kristen bebas beribadah di rumah kami sendiri sehingga kami dapat menjalankan apa yang kami imani.” Ia berani membayar harga dalam memberitakan kabar sukacita dari Allah bagi seluruh umat manusia.
Penderitaan seperti ini tidak hanya di alami oleh ibu Vo Thi Manh atau oleh kita di Indonesia saja, tetapi terjadi di hampir seluruh dunia. Hebatnya, selalu ada keberanian untuk menghadapi ancaman bahkan maut, karena Roh Kudus sudah memenuhi hati mereka, sama seperti murid-murid Tuhan Yesus di abad pertama. Semua dengan penuh semangat memberitakan kabar keselamatan kepada orang lain melalui karya hidup mereka maupun dengan kesaksian-kesaksian mereka. Semua keberanian itu tidak didapatkan dari kekuatan duniawi, namun karena pertolongan Tuhan sendiri.
Kita juga memiliki kesempatan yang sama, yaitu untuk menyampaikan kabar keselamatan kepada keluarga, sesama dan anak didik, melalui karya nyata serta kesaksian hidup kita. Sikap hidup dan perilaku kita yang baik akan menjadi ‘Alkitab yang terbuka’ bagi orang lain. Orang lain melihat kasih Kristus dari kesaksian hidup kita yang saling mengasihi, orang mengenal pengampunan Allah dari sikap kita yang mau saling mengampuni. Mintalah kekuataun dari Roh Kudus, sebab segala perkara dapat dilakukan oleh kuasaNya.
Pemberitaan Injil Dimulai dari Sikap Hidup yang Sesuai dengan Kebenaran Injil
Langganan:
Postingan (Atom)