Ayat : Yeremia 29:11-13
29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
29:12 Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu;
Firman Tuhan ini turun kepada nabi Yeremia di Yerusalem bagi orang-orang Israel yang dibawa raja Nebukadnezar ke Babilonia. Masa ini sering disebut sebagai masa pembuangan, yang oleh Tuhan ditetapkan berlangsung selama 70 tahun. Selama pembuangan Allah berjanji tetap mendengarkan dan memberkati mereka (ayat 12-13). Meskipun mengalami penderitaan dan hinaan yang hebat mereka tidak akan ditinggalkan sendirian oleh Tuhan, apabila mereka mau berseru dan mencari Dia.
Bagaimana dengan kita? saat menghadapi kesusahan yang dalam, kesulitan hidup, penyakit yang tak kunjung sembuh, kegagalan, kecelakaan, ataupun saat doa kita tak kunjung dijawab oleh Tuhan, seringkali dengan mudah kita menyalahkan Tuhan sambil bertanya : “kenapa ini terjadi dalam hidupku? Apa salah dan dosaku?” kita harus menyadari bahwa itu bukanlah sikap yang produktif. Sama sekali tidak membangun, namun melemahkan iman dan semangat. Pertanyaan yang produktif adalah: “apakah rencana Tuhan di balik semua peristiwa ini? Apakah kehendak Tuhan bagiku?”
Ya, sebab tidak mungkin Tuhan mengizinkan sesuatu terjadi atas hidup kita bagi tujuan yang buruk dan jahat. Tuhan pasti sedang merencanakan sesuatu yang indah bagi kita, hanya tunggulah waktu Tuhan dalam menggenapi rencananya. Rancangan Tuhan bukanlah rancangan yang membawa kecelakaan, namun yang menhasilkan kebaikan, kebahagiaan dan damai sejahtera.
Apapun persoalan dan masalah yang anda hadapi hari ini, jangan sampai melemahkan semangat dan iman anda kepada Allah. Jangan pula mencari-cari kesalahan orang lain sebagai ‘kambing hitam’ atas peristiwa yang sedang kita alami. Tunggu dan lihatlah bagaimana Tuhan menggenapi rencanaNya yang ajaib atas hidup saudara dan saya.
Masalahnya bukan pada Allah yang terlalu lambat menggenapi rencanaNya, namun pada kita yang selalu tidak menyadari kebahagiaan dibalik suatu peristiwa
MEMBERITAKAN KEBENARAN, DAMAI SEJAHTERA, SUKACITA DAN BERKOMITMEN UNTUK MELAKSANAKAN AMANAT AGUNG TUHAN YESUS SECARA BIJAKSANA DAN KONTEKSTUAL. ARTIKEL INI ADA UNTUK MENJADI BERKAT BAGI ANDA.
Selasa, 15 Desember 2009
Sabtu, 12 Desember 2009
YANG MENCEMARKAN
Markus 7: 10-15
7:15 Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.
Seperti biasa setiap minggu saya harus mencuci baju supaya bisa dipakai minggu depannya. Sore itu saya hanya tingga membilasnya saja, karena sudah sejak pagi saya merendamnya. Tetapi, alangkah kagetnya saat melihat kaos-kaos saya tidak menjadi bersih, namun malah menjadi berwarna-warni tidak karuan. Ternyata, ada baju berwarna yang luntur dan mengotori hampir semua pakaian yang saya rendam. Menyesal tapi sudah terlambat.
Dalam perikop ini, Tuhan Yesus mengingatkan kita untuk melihat apakah yang telah mencemarkan hidup kita. di tengah masyarakat yang percaya akan adanya makanan yang bisa membuat seseorang menjadi najis dan tidak berkenan kepada Allah, Yesus menyatakan sesuatu yang sama sekali lain. Ia berkata bahwa apa yang keluar dari mulut kitalah yang bisa menajiskan dan mencemarkan hati dan kehidupan kita. Tuhan sedang memperingatkan supaya kita waspada terhadap perkataan kita, sebab lidah bisa lebih tajam dari pedang sekalipun.
Sama seperti pewarna pakaian yang luntur dan mengotori pakaian lainnya, apa yang keluar mulut kita pun bisa mengotori dan menyakiti hati rekan-rekan, saudara, kerabat, orang tua, suami, istri dan anak-anak kita. apabila kita sudah mencemari mereka dengan kata-kata kita yang kurang bijak, kurang tepat dan merendahkan, akan sangat sulit bagi kita untuk membersihkannya kembali. Karena itu, jagalah perkataan, sikap, dan tindakan kita supaya setiap orang yang ada di sekitar kita tidak dicemari namun diberkati oleh keberadaan kita.
Apa yang keluar dari seseorang dapat membangun namun dapat pula menghancurkan
7:15 Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.
Seperti biasa setiap minggu saya harus mencuci baju supaya bisa dipakai minggu depannya. Sore itu saya hanya tingga membilasnya saja, karena sudah sejak pagi saya merendamnya. Tetapi, alangkah kagetnya saat melihat kaos-kaos saya tidak menjadi bersih, namun malah menjadi berwarna-warni tidak karuan. Ternyata, ada baju berwarna yang luntur dan mengotori hampir semua pakaian yang saya rendam. Menyesal tapi sudah terlambat.
Dalam perikop ini, Tuhan Yesus mengingatkan kita untuk melihat apakah yang telah mencemarkan hidup kita. di tengah masyarakat yang percaya akan adanya makanan yang bisa membuat seseorang menjadi najis dan tidak berkenan kepada Allah, Yesus menyatakan sesuatu yang sama sekali lain. Ia berkata bahwa apa yang keluar dari mulut kitalah yang bisa menajiskan dan mencemarkan hati dan kehidupan kita. Tuhan sedang memperingatkan supaya kita waspada terhadap perkataan kita, sebab lidah bisa lebih tajam dari pedang sekalipun.
Sama seperti pewarna pakaian yang luntur dan mengotori pakaian lainnya, apa yang keluar mulut kita pun bisa mengotori dan menyakiti hati rekan-rekan, saudara, kerabat, orang tua, suami, istri dan anak-anak kita. apabila kita sudah mencemari mereka dengan kata-kata kita yang kurang bijak, kurang tepat dan merendahkan, akan sangat sulit bagi kita untuk membersihkannya kembali. Karena itu, jagalah perkataan, sikap, dan tindakan kita supaya setiap orang yang ada di sekitar kita tidak dicemari namun diberkati oleh keberadaan kita.
Apa yang keluar dari seseorang dapat membangun namun dapat pula menghancurkan
Langganan:
Postingan (Atom)