Tiga hal di atas merupakan satu kesatuan utuh dan seharusnya tidak terbagi, itu harapan dan teorinya. Pada tataran kenyataan, sepertinya harus dipertanyakan. Sudah menjadi dasar sifat manusia, maunya banyak menerima dan sedikit memberi. namun, saat ini kita diajarkan untuk meninggalkan kebiasaan buruk ini.
Manusia akan selalu dan selalu membutuhkan intervensi kuasa supranatural, yaitu Allah. Tuhan ALLAH yang memenuhi segala kebutuhan umat manusia. Ia memberkati kita, manusia sehingga melalui pekerjaan yang kita lakukan, segenap kebutuhan kita bisa dipenuhi, bahkan dengan berkelimpahan. Periode meminta dan menerima adalah periode reguler, artinya manusia tak akan lelah dan berhenti melakukannya. Manusia akan meminta hingga mendapatkan. Tetapi, ada periode yang hilang disini, yaitu masa membagi. Masa membagi berarti menyalurkan berkat Tuhan yang kita rasakan kepada orang lain, yang juga ingin merasakan. Terkadang manusia lupa, atau melupakan? bahkan mengacuhkan hal ini. Membagi memang jelas lebih sulit daripada menerima, sebab menerima berarti ada sesuatu yang bertambah dan membagi berarti ada sesuatu yang berkurang. Namun inilah hakekat kita sebagai manusia, yaitu saling membagi dan memberkati. Jangan biarkan kita menjadi penampungan terakhir berkat, sebab itu akan membuat kita berbau busuk, jadikanlah diri kita sungai yang mengalirkan air berkat bagi orang lain. semakin banyak memberi semakin diberkati. AMIN
MEMBERITAKAN KEBENARAN, DAMAI SEJAHTERA, SUKACITA DAN BERKOMITMEN UNTUK MELAKSANAKAN AMANAT AGUNG TUHAN YESUS SECARA BIJAKSANA DAN KONTEKSTUAL. ARTIKEL INI ADA UNTUK MENJADI BERKAT BAGI ANDA.
Senin, 25 Mei 2009
Rabu, 20 Mei 2009
Selamat merayakan hari kenaikan Tuhan Yesus, sebab saat Dia naik maka Roh Kudus turun ke atas kita. AMIN/ (Inggris)Happy day to celebrate the increase of the Lord Jesus, because He rose when the Holy Spirit to descend upon us. Amen/ (Perancis) Bonne journée pour célébrer l'augmentation du Seigneur Jésus, parce qu'il est passé, le Saint-Esprit à descendre sur nous/(Italia)Buon giorno, per celebrare l'aumento del Signore Gesù, perché Egli è salito quando lo Spirito Santo scenda su di noi. amin/ (Jerman)Happy Day zu feiern, die Erhöhung des Herrn Jesus, weil er stieg, wenn der Heilige Geist den Abstieg auf uns. amin/ (Spanyol)Feliz día para celebrar el aumento del Señor Jesús, porque Él se levanta cuando el Espíritu Santo para que descienda sobre nosotros. amin/ (Yunani) Καλή ημέρα για να γιορτάσουμε την αύξηση του Κυρίου Ιησού, επειδή αυξήθηκε κατά το Άγιο Πνεύμα να κατέβει πάνω μας. Amin/ יום(Ibrani) מאושר לחגוג הגידול של האדון ישוע, הוא עלה, כי כאשר רוח הקודש כדי לנחות עלינו. אמין.
Belle avec un arc-en-ciel de couleurs, nous avons beau être dans la diversité
Pepatah Perancis di atas kira2 berarti: Warna-warni menjadikan pelangi menjadi indah, keberagaman membuat kita menjadi indah pula. Bukan suatu kebetulan tentunya saat Tuhan menentukan bahwa setiap manusia diciptakan berbeda2, dengan berbagai keragaman fisik yang ada. bahkan, kristal salju yang bermilyar2 jumlahnya setelah diteliti tidak ada yang benar2 sama satu dengan yang lain. artinya, keberagaman merupakan rancangan Tuhan dan kita tidak berhak mencelanya. ada orang yang berkulit hitam, coklat, kemerahan, putih, dan sebagainya namun hal ini tidak berarti saat kita menyadari bahwa semua manusia sama berharganya dihadapan Sang Pencipta. Jangan memandang orang dengan penampilan fisiknya, tetapi nilailah orang dengan kepribadian yang dimilikinya. AMIN
Senin, 18 Mei 2009
MENS GOD, DIE BEPALEND IS VOOR DE PLANNEN
Manusia bisa berencana, tetapi Tuhanlah yang menentukan hasil akhirnya,itu kira2 makna kata2 Belanda di atas. Manusia oleh Tuhan memang diberi tanggung jawab untuk mengelola kehidupan dan alam ciptaan Tuhan, hal ini memerlukan perencanaan yang baik. Semua rencana kehidupan ini tidak akan terjadi tanpa campur tangan Tuhan, maka dari itu apabila kita mau segenap rencana kita berhasil, hal yang perlu dilakukan adalah bertanya kepada Tuhan dalam doa supaya diberikan rancangan yang sesuai dengan kehendakNya dan yang kedua adalah serahkanlah seluruh perencanaan itu dalam kuat kuasa Tuhan Yesus, maka keberhasilan dan kesuksesan tinggal menunggu waktu saja. AMIN
Sabtu, 16 Mei 2009
“ L’amour n’est pas parce que mais melgre”
Pepatah Perancis diatas kira2 artinya Cinta itu bukan 'karena' tetapi 'walaupun'. Hal ini bermakna, bahwa cinta sejati mau menerima pasangan kita dengan apa adanya, bukan ada apa2nya. Cinta yang sejati tidak menerima seseorang 'karena' dia kaya, anak pejabat, orang terpandang, dihormati banyak orang, namun cinta sejati membutuhkan penerimaan setulus2nya, 'walaupun' pasangan kita sederhana, tidak terlalu tampan, kurang romantis, enggak pinter ngerayu apalagi nggombal, atau badannya semakin melar (kayak saya hehehe), ia tetap memiliki dan menunjukkan cinta yang tak lekang oleh pengaruh zaman. itulah cinta sejati, yang tak hanya mau menerima tetapi mampu memberi. AMIN
Jumat, 15 Mei 2009
MEJIKUHIBINIU
Dalam dunia IPA, kata mejikuhibiniu merupakan akronim dari merah, jingga, kuning,hijau, biru, nila,ungu. Ini menunjuk pada warna2 pelangi, yang tampil dengan begitu indahnya. Pelangi itu indah karena ia mengandung berbagai warna. Kalau pelangi itu warnanya jingga semua, ato kuning semua maka tentunya tidak semenarik yang sering kita lihat itu. Pelangi yang indah itu mampu membangkitkan kreativitas manusia untuk menciptakan satu lagu yang indah, mengisi imajinasi pelukis sehingga menggambarkan keindahannya dalam kanvas, melambungkan pikiran penulis sehingga menuliskan cerita indah, bahkan mengilhami seseorang untuk maju(lihat film Laskar Pelangi). keindahan pelangi disebabkan kemajemukan warna yang dimilikinya.
Sekarang kita melihat sekeliling kita, betapa berwarnanya dunia ini. Ada yang jadi tukang becak, ada pula penumpangnya; ada yang jadi guru, ada juga muridnya; ada yang jadi pedangang, ada juga pembelinya. Semua berwarna, dan karena hal inilah maka hidup kita menjadi indah. Karena kita menghargai kemajemukan maka hidup dan kehidupan kan menjadi indah. Jagalah pluralitas dan kemajemukan bangsa ini sehingga selalu indah dan menarik. AMIN
Sekarang kita melihat sekeliling kita, betapa berwarnanya dunia ini. Ada yang jadi tukang becak, ada pula penumpangnya; ada yang jadi guru, ada juga muridnya; ada yang jadi pedangang, ada juga pembelinya. Semua berwarna, dan karena hal inilah maka hidup kita menjadi indah. Karena kita menghargai kemajemukan maka hidup dan kehidupan kan menjadi indah. Jagalah pluralitas dan kemajemukan bangsa ini sehingga selalu indah dan menarik. AMIN
Kamis, 14 Mei 2009
KITA TIDAK SENDIRI
Tahun lalu saya mengalami banyak peristiwa yang menyenangkan, tetapi juga banyak yang sangat menyedihkan. salah satunya harus kehilangan kekasih, itu berat juga lhoooo...gak percaya? tanya aja yang udah pernah ngalamin. Pasti hati mereka terasa diris-iris, perasaan bercampur aduk, kecewa dan marah. semua serasa melayang-layang. saat itu saya merasa sangat terpukul, bahkan terkesan depresi berat, semua terasa sangat menyakitkan dan tidak adil. saya juga merasa Tuhan enggak sayang lagi, bahkan merasa sayalah yang memiliki beban hidup paling berat...
Saat ini, saya menyadari sesadar-sadarnya bahwa hal yang saya alami itu belum seberapa dibandingkan pengalaman jutaan orang lain yang lebih menyakitkan. Pagi ini saya baru tahu rupanya beberapa teman di kantor pernah mengalami masa muda yang menyakitkan, jauh lebih dari apa yang saya rasakan. ada yang harus menerima saat tunangan yang sebentar lagi dinikahinya ternyata selingkuh, semua impian dan harapan lenyap sudah, rasa malu pada keluarga besar tak kalah mengerikan rasanya, semuanya terasa gelap dan seperti ada di jurang terdalam. yang mengalami seperti itupun mampu bangkit dan menata hidupnya kembali. Saya lantas berpikir betapa pengecutnya saya kalau tak mampu menerima kenyataan ini berlama-lama. life must go on, badai pasti berlalu, kafilah menggonggong gue tetap berlalu, atau apalah namanya, yang pasti mulai saat ini saya harus menata hidup, membuka hati, membuka mata bahwa dunia ini sangat luas dan beragam, dan tak lupa bahwa Tuhan selalu merancangkan yang indah bagi kita. AMIN
Saat ini, saya menyadari sesadar-sadarnya bahwa hal yang saya alami itu belum seberapa dibandingkan pengalaman jutaan orang lain yang lebih menyakitkan. Pagi ini saya baru tahu rupanya beberapa teman di kantor pernah mengalami masa muda yang menyakitkan, jauh lebih dari apa yang saya rasakan. ada yang harus menerima saat tunangan yang sebentar lagi dinikahinya ternyata selingkuh, semua impian dan harapan lenyap sudah, rasa malu pada keluarga besar tak kalah mengerikan rasanya, semuanya terasa gelap dan seperti ada di jurang terdalam. yang mengalami seperti itupun mampu bangkit dan menata hidupnya kembali. Saya lantas berpikir betapa pengecutnya saya kalau tak mampu menerima kenyataan ini berlama-lama. life must go on, badai pasti berlalu, kafilah menggonggong gue tetap berlalu, atau apalah namanya, yang pasti mulai saat ini saya harus menata hidup, membuka hati, membuka mata bahwa dunia ini sangat luas dan beragam, dan tak lupa bahwa Tuhan selalu merancangkan yang indah bagi kita. AMIN
Selasa, 12 Mei 2009
KUATKAN DAN TEGUHKANLAH HATIMU
Yosua adalah seorang pemimpin yang sangat luarbiasa dalam sejarah bangsa Israel. Ia sukses meneruskan kepemimpina Musa, bahkan dalam beberapa hal lebih berhasil ketimbang Musa. Yosua memimpin Israel masuk ke tanah Kanaan, tanah perjanjian 'the promised land' bagi Israel. Ia mampu menyatukan bangsa Israel untuk menaklukkan setiap bangsa yang menghadangnya. Israel menjadi bangsa yang amat dihormati dan termashyur.
Semua kesuksesan dan keberhasilan yang diraih Israel dengan pertolongan TUHAN. Yosua sebagai pemimpin memegang perjanjian dari leluhurnya dengan TUHAN YAHWEH. Tuhan pasti menolong Yosua untuk mendapatkan semua yang telah DIA janjikan kepada Abraham, hanya Yosua dan seluruh bangsa Israel harus terus berpaut hati dan perbuatannya kepada Allah.
Demikian juga kita, apabila kita mau berhasil dan mencapai cita-cita, maka hati kita harus terpaut kepada TUHAN. Andalkan Tuhan dalam segala perkara, sebab DIA tidak pernah mempermalukan dan mengecewakan kita. "hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu, kata TUHAN kepada kita." Amin
Semua kesuksesan dan keberhasilan yang diraih Israel dengan pertolongan TUHAN. Yosua sebagai pemimpin memegang perjanjian dari leluhurnya dengan TUHAN YAHWEH. Tuhan pasti menolong Yosua untuk mendapatkan semua yang telah DIA janjikan kepada Abraham, hanya Yosua dan seluruh bangsa Israel harus terus berpaut hati dan perbuatannya kepada Allah.
Demikian juga kita, apabila kita mau berhasil dan mencapai cita-cita, maka hati kita harus terpaut kepada TUHAN. Andalkan Tuhan dalam segala perkara, sebab DIA tidak pernah mempermalukan dan mengecewakan kita. "hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu, kata TUHAN kepada kita." Amin
Senin, 11 Mei 2009
MAJU BERSAMA YESUS
Hari ini, murid Sekolah Dasar di seluruh Indonesia mengadakan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional(UASBN) atau yang dulu dikenal dengan nama EBTANAS/ UAN/ UN. Tampaklah muka-muka murung, gembira, takut, percaya diri, semuanya membaur menjadi satu, semua suka tidak suka mau tidak mau harus melewati masa ini. Ujian tiga hari yang mengukur pembelajaran selama enam tahun. Saya tidak hendak berpolemik tentang baik atau buruknya UASBN. Ada hal yang lebih penting, karena toh itu sudah menjadi peraturan pemerintah, setidaknya di masa presiden SBY.
Hal yang lebih penting adalah bagaimana kesiapan anak didik dalam menghadapi UASBN. Mereka perlu dipersiapkan secara akademis, intelektual dan pengetahuan yang mumpuni sehingga saat ujian tidak plonga plongo kebingungan.
Apakah ini cukup? Secara teori memang hal ini sudah cukup. Tapi inget ada golden word says i have nothing without God. Ini bener banget, karena di atas segalanya ada Tuhan Yesus Kristus yang selalu ada dan setia bagi kita. Supaya lengkap, semestinya ada pembekalan mental dan rohani dari sekolah sehingga mereka tidak hanya mengandalkan kemampuan sendiri tapi juga kekuatan dari Tuhan. Puji Tuhan di sekolah kami hal ini sangat diperhatikan, sehingga diadakan beberapa kali pembekalan, baik berupa doa bersama, ibadah bersama orang tua, dan sebelum ujian ada ibadah penguatan.
Setelah mencermati berbagai persiapan yang dilaksanakan, saya percaya bersama Yesus kita maju dan ,mencapai kesuksesan. AMIN
Hal yang lebih penting adalah bagaimana kesiapan anak didik dalam menghadapi UASBN. Mereka perlu dipersiapkan secara akademis, intelektual dan pengetahuan yang mumpuni sehingga saat ujian tidak plonga plongo kebingungan.
Apakah ini cukup? Secara teori memang hal ini sudah cukup. Tapi inget ada golden word says i have nothing without God. Ini bener banget, karena di atas segalanya ada Tuhan Yesus Kristus yang selalu ada dan setia bagi kita. Supaya lengkap, semestinya ada pembekalan mental dan rohani dari sekolah sehingga mereka tidak hanya mengandalkan kemampuan sendiri tapi juga kekuatan dari Tuhan. Puji Tuhan di sekolah kami hal ini sangat diperhatikan, sehingga diadakan beberapa kali pembekalan, baik berupa doa bersama, ibadah bersama orang tua, dan sebelum ujian ada ibadah penguatan.
Setelah mencermati berbagai persiapan yang dilaksanakan, saya percaya bersama Yesus kita maju dan ,mencapai kesuksesan. AMIN
Kamis, 07 Mei 2009
HORMATI SAHABATMU!
Hari ini saya mengajar dengan topik saling menghormati. Hal ini penting sebab di masa-masa sekarang ini sulit mencari orang yang hebat, handal berkompetensi namun tetap memiliki rasa hormat dan kerendahan hati terhadap sesama. sebab itu penting untuk mengajarkan karakter terpuji ini kepada anak-anak, sebab mengajar anak bagai mengukir di atas batu namun mengajari orang dewasa bagai mengukir di atas air.
Menghormati orang lain harus dimulai dengan kemauan untuk menghormati diri sendiri, caranya dengan memberikan asupan yang cukup pada tubuh jasmani dan rohani kita. secara jasmani, kita butuh makanan yang sehat dan bergizi, olahraga yang cukup dan istirahat cukup, secara rohani kita perlu membangun hubungan pribadi yang baik dengan Tuhan Yesus. Hubungan yang baik ditandai dengan kesungguhan kita dalam mengucap syukur, melayani TUHAN dan sebagainya.
Setelah kita mampu menghormati diri sendiri, barulah kita mampu menghormati orang lain. menghormati tidak sekedar lips serveice semata, tetapi benar-benar dengan kesungguhan hati. Menghormati orang lain akan memberikan dampak positif terhadap hubungan kita dengannya, karena itu mulai saat ini mulailah untuk saling menghormati. AMIN
Menghormati orang lain harus dimulai dengan kemauan untuk menghormati diri sendiri, caranya dengan memberikan asupan yang cukup pada tubuh jasmani dan rohani kita. secara jasmani, kita butuh makanan yang sehat dan bergizi, olahraga yang cukup dan istirahat cukup, secara rohani kita perlu membangun hubungan pribadi yang baik dengan Tuhan Yesus. Hubungan yang baik ditandai dengan kesungguhan kita dalam mengucap syukur, melayani TUHAN dan sebagainya.
Setelah kita mampu menghormati diri sendiri, barulah kita mampu menghormati orang lain. menghormati tidak sekedar lips serveice semata, tetapi benar-benar dengan kesungguhan hati. Menghormati orang lain akan memberikan dampak positif terhadap hubungan kita dengannya, karena itu mulai saat ini mulailah untuk saling menghormati. AMIN
Rabu, 06 Mei 2009
BIOGRAFI JOHANES CALVIN
Johanes Calvin adalah seorang pemimpin gerakan reformasi gereja di Swiss. Ia merupakan generasi yang kedua dalam jajaran pelopor dan pemimpin gerakan reformasi gereja pada abad ke-16, namun peranannya sangat besar dalam gereja-gereja reformatoris. Gereja-gereja yang mengikuti ajaran dan tata gereja yang digariskan Calvin tersebar di seluruh dunia. Gereja-gereja itu diberi nama Gereja Calvinis. Di Indonesia, gereja-gereja yang bercorak Calvinis merupakan golongan gereja yang terbesar.
Johanes Calvin dilahirkan pada tanggal 10 Juli 1509 di Noyon, sebuah desa di sebelah utara kota Paris, Perancis. Ayahnya bernama Gerard Cauvin. Ibunya bernama Jeanne Lefranc. Ibunya adalah seorang wanita yang cantik dan saleh. Ia meninggal dunia tatkala Johanes Calvin masih muda. Gerard Cauvin bekerja sebagai pegawai uskup Noyon. Calvin memiliki empat saudara lelaki dan dua orang saudara perempuan. Keluarga Calvin mempunyai hubungan yang erat dengan keluarga bangsawan Noyon. Oleh karena itu, pendidikan elementernya ditempuh dalam istana bangsawan Noyon, Mommor, bersama-sama dengan anak-anak bangsawan itu. Itulah sebabnya maka Calvin memperlihatkan sifat-sifat kebangsawanan.
Pada mulanya ayah Calvin menginginkan anaknya untuk menjadi imam. Pada umur 12 tahun Calvin sudah menerima "tonsur" (pencukuran rambut dalam upacara inisiasi biarawan) dan ia sudah menerima upah dari paroki St. Martin de Marteville. Dengan penghasilan tersebut Calvin dapat meneruskan pendidikannya pada jenjang yang tinggi. Pada tahun 1523 Calvin memasuki College de la Marche di Park. Di sini ia belajar retorika dan Bahasa Latin. Bahasa Latin dipelajarinya pada seorang ahli bahasa Latin yang terkenal, yaitu Marthurin Cordier. Kemudian ia pindah ke College de Montague. Di sini Calvin belajar filsafat dan theologia. Di sekolah inilah Calvin belajar bersama dengan Ignatius dari Loyola, yang dikemudian hari menjadi musuh besar gerakan reformasi.
Setelah Calvin menyelesaikan pendidikannya itu tiba-tiba ayahnya tidak menginginkan anaknya lagi untuk menjadi imam. Ayahnya menginginkan Calvin menjadi seorang ahli hukum. Oleh karena itu Calvin memasuki Universitas Orleans untuk belajar ilmu hukum. Kemudian ia belajar juga di Universitas Bourges dan Paris. Bahasa Yunani dan Ibrani dipelajarinya dari Melchior Wolmar, seorang ahli bahasa terkenal pada abad itu. Dengan demikian Calvin menjadi seorang ahli hukum. Studi hukumnya sangat mempengaruhinya dalam usaha pembaharuan dan penataan gereja reformasi yang dipimpinnya. Calvin sangat menekankan ketertiban dan keteraturan dalam gereja.
April 1532, Calvin menerbitkan bukunya yang pertama, yaitu: Komentar Kitab De Clementia. Dalam buku ini dipersembahkan kepada Claude de Hangest, sahabat sekolahnya di keluarga bangsawan Mommer, di Noyon dahulu. Buku itu memperlihatkan Calvin sebagai seorang humanisme sejati. Dalam buku ini tidak terdapat tanda-tanda bahwa Calvin telah beralih ke pihak reformasi di Perancis. Dapat diduga bahwa Calvin telah membaca tulisan-tulisan Luther dan para reformator Swiss lainnya. Bilamana Calvin menjadi pengikut gerakan reformasi tidak dapat ditentukan dengan tepat. Pertobatannya kemungkinan terjadi pada akhir 1532 dan awal 1533. Hal ini didasarkan kepada suratnya kepada Bucer, yang meminta kepada Bucer di Strausburg untuk memberi perlindungan kepada orang-orang reformatoris yang melarikan diri karena dihambat di Perancis. Surat tersebut ditulis Oktober 1533. Mengenai pertobatannya, Calvin menulis sebagai berikut: " . . . muncullah suatu ajaran yang baru, yang tidak membelokkan kami dari pengakuan Kristen, malah justru membawa kami kembali kepada sumbernya yang asli, menyucikannya dari segala noda, mengembalikan kepadanya kemurniannya yang semula. Tetapi aku benci kepada hal hal yang baru itu, dan sukar mendengarnya sekalipun. Dan pada mulanya aku menentangnya sekeras-kerasnya, karena aku telah menempuh jalan yang sesat dan penuh kebodohan. Tetapi berkat pertobatan yang tiba- tiba, Allah menujukan hatiku kepada kepatuhan".
Pada tahun 1534 golongan reformatoris di Perancis dihambat dengan keras. Orang-orang reformatoris menyelamatkan dirinya dengan melarikan diri ke Swiss. Calvin pun ikut melarikan diri ke Strausburg di mana ia diterima dengan hangat oleh Bucer. Kemudian Calvin meneruskan perjalanannya ke Basel. Calvin tinggal di Basel setahun lebih lamanya. Selama itu Calvin masih pergi ke Perancis mengunjungi sahabat-sahabatnya dengan memakai nama-nama samaran seperti: Martianus Lucanius, Carolus Passelius, Calpunius, dan sebagainya. Di Basel inilah Calvin menerbitkan bukunya yang terkenal itu, yaitu: Religionis Christianae Institutio (Pengajaran tentang Agama Kristen), tahun 1536. Biasanya dikenal dengan sebutan Institutio. Buku ini kemudian direvisi berkali-kali dan menjadi buku dogmatika yang terutama dalam gereja-gereja Calvinis. Institutio adalah karangan theologia yang kedua yang keluar dari tangan Calvin. Buku theologia yang pertama adalah berjudul: Psychopannychia (Mengenai Tidurnya Jiwa-Jiwa), suatu karangan melawan ajaran Anabaptis yang mengajarkan bahwa jiwa manusia tidur hingga Kristus datang kembali setelah manusia itu meninggal.
Pada tahun 1536 Calvin pergi ke Italia. Dalam perjalanan pulang ke Basel ia terpaksa melalui Jenewa dan menginap di sana. Farel mendengar bahwa Calvin berada di Jenewa sehingga Farel mencari Calvin. Farel meminta kepada Calvin untuk tinggal di Jenewa dan bersama-sama dengan Farel menata kota Jenewa menjadi kota reformasi. Dua bulan sebelumnya Dewan Kota Jenewa telah memutuskan untuk menganut paham reformasi. Permintaan Farel ditolak oleh Calvin. Calvin mau hidup tenang dan terus menulis karya-karya theologia. Ia merasa tidak cocok dengan pekerjaan praktis dalam jemaat. Namun Farel mendesaknya dengan berkata: "Dengan nama Allah yang mahakuasa aku katakan kepadamu: jikalau engkau tidak mau menyerahkan dirimu kepada pekerjaan Tuhan ini, Allah akan mengutuki engkau karena engkau lebih mencari kehormatan dirimu sendiri daripada kemuliaan Kristus". Calvin melihat panggilan Allah kepadanya lewat Farel sehingga ia tinggal di Jenewa. Kini Calvin tinggal di Jenewa bersama-sama dengan Farel mengatur gereja reformatoris di sana. Mereka merancangkan sebuah tata gereja yang mengatur seluruh kehidupan warga kota menurut cita-cita theokrasi. Menurut rancangan tata gereja itu dikatakan, bahwa Perjamuan Kudus diadakan sebulan sekali dan berhubungan dengan itu akan dijalankan disiplin yang keras. Setiap penduduk diwajibkan menandatangani sehelai surat pengakuan sebagai tanda bahwa mereka sungguh-sungguh sadar akan iman dan pengakuannya. Hal yang terakhir ini tidak disetujui oleh banyak warga kota. Pada tahun 1538 Dewan Kota dikuasai oleh orang-orang yang menolak pengakuan itu sehingga Calvin dan Farel dilarang berkhotbah di mimbar-mimbar gereja di Jenewa, dan pada akhirnya keduanya diusir dari Jenewa. Kemudian Calvin dipanggil oleh jemaat Strausburg. Ia menjadi pendeta di sana tahun 1539-1541. Dalam jemaat ini Calvin bersama-sama Butzer dapat menerapkan cita-cita yang gagal di Jenewa dahulu. Di sini Calvin mengusahakan nyanyian Mazmur dengan bantuan ahli musik terkenal; yaitu Clement Marot, Louis Bourgois dan Maitre Piere. Di sini pula Calvin mulai menulis tafsiran-tafsiran Alkitab serta merevisi Institutio. Di sinilah pula Calvin menikah dengan Idelette de Bure, seorang janda bangsawan. Pernikahannya hanya berlangsung sembilan tahun lamanya, karena kemudian istrinya meninggal tanpa memberi keturunan kepada Calvin.
Namun tahun 1541 Calvin dipanggil kembali oleh jemaat Jenewa sehingga kita menemukannya lagi di sana. Calvin tinggal dan bekerja di sini hingga meninggalnya, 27 Mei 1564, karena mengidap TBC.
Segera sesudah ia bekerja dalam jemaat Jenewa, Calvin menyusun suatu tata gereja baru yang bernama: Ordonnances Ecclesiastiques (Undang- undang Gerejani), 1541.
Calvin adalah seorang theolog besar dalam kalangan gereja-gereja reformatoris. Pandangan-pandangan theologianya dituangkannya dalam bukunya, Institutio.
Calvin mengajarkan tentang pembenaran hanya oleh iman (Sola Fide), sama seperti Luther. Namun Calvin sangat menekankan penyucian, kehidupan baru yang harus ditempuh oleh orang-orang Kristen yang bersyukur, karena Allah telah menyelamatkan mereka. Calvin menegaskan bahwa anggota-anggota jemaat yang berkumpul untuk mendengarkan Firman Allah dan untuk ikut ambil bagian dalam Perjamuan Kudus haruslah suci. Disiplin gereja diawasi dengan ketat. Pengawasan atas tingkah laku anggota jemaat bukan saja dilaksanakan oleh penatua, tetapi juga oleh pemerintah (Dewan Kota).
Hubungan gereja dan negara dalam theologia Calvin sangat erat. Calvin bercita-cita suatu negara theokrasi. Seluruh kehidupan masyarakat harus diatur sesuai dengan kehendak Allah. Pemerintah bertugas juga untuk mendukung gereja dan menghilangkan segala sesuatu yang berlawanan dengan berita Injil yang murni. Namun ini tidak berarti bahwa negara berada di bawah gereja. Gereja dan negara berdampingan. Keduanya bertugas untuk melaksanakan kehendak Allah dan mempertahankan kehormatan Tuhan Allah. Mengenai tugas negara, Calvin menulis sebagai berikut: "Pemerintah diberi tugas untuk, selama kita hidup di tengah-tengah orang-orang, mendukung serta melindungi penyembahan Allah yang lahiriah, mempertahankan ajaran yang sehat tentang ibadah dan kedudukan gereja, mengatur kehidupan kita dengan melihat kepada pergaulan masyarakat, membentuk kesusilaan kita sesuai dengan keadilan seperti yang ditetapkan oleh Undang-undang negara, menjadikan kita rukun dan memelihara damai serta ketentraman umum.... "
Mengenai jabatan-jabatan dalam gereja Calvin mengenal empat jabatan yaitu, pendeta, pengajar, penatua dan diaken. Pendeta-pendeta bersama-sama dengan para penatua merupakan konsistori, yaitu majelis gereja yang memimpin jemaat dan yang menjalankan disiplin gereja. Peraturan pemilihan dan penahbisan pejabat-pejabat gereja itu diatur dengan teliti, terutama jabatan pendeta.
Mengenai Perjamuan Kudus, Calvin mengajarkan bahwa Perjamuan Kudus adalah pemberian Allah dan bukan perbuatan manusia. Roti dan anggur bukan saja lambang, melainkan alat yang dipakai untuk memberikan tubuh dan darah Kristus kepada umatNya. Akan tetapi Kristus kini ada di surga. Roti dan anggur tidak bisa dianggap sama saja dengan tubuh dan darah yang di dalam surga itu, melainkan harus dianggap sebagai tanda dan meterai dari anugerah dan kasih Tuhan dalam Yesus Kristus. Calvin membedakan tanda dengan apa yang ditandakan oleh tanda itu. Calvin menjelaskannya sebagai berikut: "Sebagaimana orang yang percaya itu sungguh menerima tanda-tanda itu dengan mulutnya, demikianlah pada waktu itu juga ia sungguh dihubungkan oleh Roh Kudus dengan tubuh Kristus yang di surga". Dalam pelaksanaan Perjamuan Kudus, Calvin sangat teliti.
Calvin di dalam ajarannya juga menekankan predestinasi di samping pembenaran oleh iman. Menurut Calvin bahwa sejak kekal Allah di dalam diri-Nya sendiri telah menetapkan orang-orang mana yang diberiNya keselamatan dan yang mana yang dibinasakan. Orang-orang yang dipilih Tuhan itu diberi anugerah dengan cuma-cuma sedangkan orang-orang yang ditolak Allah, Allah menutup jalan masuk ke dalam kehidupan. Calvin mengatakan hal ini sungguh sulit dipahami. Tanda- tanda bahwa seseorang ditetapkan Allah untuk kehidupan yang kekal ialah bahwa ia (mereka) dipanggil oleh Tuhan Allah dan mereka menerima pembenaran dari Allah. Ajaran Calvin mengenai predestinasi ini menyebabkan timbulnya perpecahan dalam gereja-gereja Calvinis di kemudian hari. Pada masa Calvin masih hidup, Hieronymus Bolsec telah menyerang ajaran predestinasi ini. Calvin membela kebenaran ajarannya dan ia menganjurkan kepada Dewan Kota untuk membuang Bolsec. Dengan demikian Bolsec diusir dari kota Jenewa.
Calvin juga melawan ajaran Antitrinitarian yang diajarkan oleh Michael Servet. Pada waktu Servet berada di Jenewa dalam pelarian dari hukuman mati yang telah dijatuhkan oleh Gereja Katolik Roma ke atasnya, Dewan Kota Jenewa menangkap dan memenjarakan Servet atas permintaan Calvin. Atas anjuran para pendeta dan tentunya termasuk Calvin di dalamnya, supaya kepala Servet dipenggal maka Dewan Kota memenggal kepala Servet pada tahun 1553.
Di Jenewa, Calvin juga mendirikan sekolah-sekolah. Di Jenewa didirikan sebuah Akademi yang memiliki dua bagian, yaitu gymnasium dan theologia. Theodorus Beza diangkat menjadi direktur Akademi tersebut. Di Akademi inilah dipersiapkan pemuda-pemuda Calvinis yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin gereja Calvinis yang terkenal, seperti John Knox, Caspar Olevianus, pengarang Katekismus Heidelberg yang terkenal itu.
Banyak sekali pekerjaan yang dikerjakan oleh Calvin tanpa mengenal lelah. Sejak tahun 1558 penyakitnya mulai berat. Sebelum meninggalnya, ia meninggalkan banyak pesan kepada jemaatnya dan kepada Theodorus Beza, yang akan menggantikan kedudukannnya di jemaat Jenewa. Dewan Kota dan para pendeta dipanggilNya untuk mendengarkan nasihat-nasihatnya. Pada tanggal 27 Mei 1564 Calvin meninggal dunia dengan tenang. Ia pergi dengan meninggalkan pekerjaan yang berat kepada Theodorus Beza. Namanya dikenang sepanjang sejarah di seluruh dunia dengan terpatrinya gereja Calvinis. AMIN
Johanes Calvin dilahirkan pada tanggal 10 Juli 1509 di Noyon, sebuah desa di sebelah utara kota Paris, Perancis. Ayahnya bernama Gerard Cauvin. Ibunya bernama Jeanne Lefranc. Ibunya adalah seorang wanita yang cantik dan saleh. Ia meninggal dunia tatkala Johanes Calvin masih muda. Gerard Cauvin bekerja sebagai pegawai uskup Noyon. Calvin memiliki empat saudara lelaki dan dua orang saudara perempuan. Keluarga Calvin mempunyai hubungan yang erat dengan keluarga bangsawan Noyon. Oleh karena itu, pendidikan elementernya ditempuh dalam istana bangsawan Noyon, Mommor, bersama-sama dengan anak-anak bangsawan itu. Itulah sebabnya maka Calvin memperlihatkan sifat-sifat kebangsawanan.
Pada mulanya ayah Calvin menginginkan anaknya untuk menjadi imam. Pada umur 12 tahun Calvin sudah menerima "tonsur" (pencukuran rambut dalam upacara inisiasi biarawan) dan ia sudah menerima upah dari paroki St. Martin de Marteville. Dengan penghasilan tersebut Calvin dapat meneruskan pendidikannya pada jenjang yang tinggi. Pada tahun 1523 Calvin memasuki College de la Marche di Park. Di sini ia belajar retorika dan Bahasa Latin. Bahasa Latin dipelajarinya pada seorang ahli bahasa Latin yang terkenal, yaitu Marthurin Cordier. Kemudian ia pindah ke College de Montague. Di sini Calvin belajar filsafat dan theologia. Di sekolah inilah Calvin belajar bersama dengan Ignatius dari Loyola, yang dikemudian hari menjadi musuh besar gerakan reformasi.
Setelah Calvin menyelesaikan pendidikannya itu tiba-tiba ayahnya tidak menginginkan anaknya lagi untuk menjadi imam. Ayahnya menginginkan Calvin menjadi seorang ahli hukum. Oleh karena itu Calvin memasuki Universitas Orleans untuk belajar ilmu hukum. Kemudian ia belajar juga di Universitas Bourges dan Paris. Bahasa Yunani dan Ibrani dipelajarinya dari Melchior Wolmar, seorang ahli bahasa terkenal pada abad itu. Dengan demikian Calvin menjadi seorang ahli hukum. Studi hukumnya sangat mempengaruhinya dalam usaha pembaharuan dan penataan gereja reformasi yang dipimpinnya. Calvin sangat menekankan ketertiban dan keteraturan dalam gereja.
April 1532, Calvin menerbitkan bukunya yang pertama, yaitu: Komentar Kitab De Clementia. Dalam buku ini dipersembahkan kepada Claude de Hangest, sahabat sekolahnya di keluarga bangsawan Mommer, di Noyon dahulu. Buku itu memperlihatkan Calvin sebagai seorang humanisme sejati. Dalam buku ini tidak terdapat tanda-tanda bahwa Calvin telah beralih ke pihak reformasi di Perancis. Dapat diduga bahwa Calvin telah membaca tulisan-tulisan Luther dan para reformator Swiss lainnya. Bilamana Calvin menjadi pengikut gerakan reformasi tidak dapat ditentukan dengan tepat. Pertobatannya kemungkinan terjadi pada akhir 1532 dan awal 1533. Hal ini didasarkan kepada suratnya kepada Bucer, yang meminta kepada Bucer di Strausburg untuk memberi perlindungan kepada orang-orang reformatoris yang melarikan diri karena dihambat di Perancis. Surat tersebut ditulis Oktober 1533. Mengenai pertobatannya, Calvin menulis sebagai berikut: " . . . muncullah suatu ajaran yang baru, yang tidak membelokkan kami dari pengakuan Kristen, malah justru membawa kami kembali kepada sumbernya yang asli, menyucikannya dari segala noda, mengembalikan kepadanya kemurniannya yang semula. Tetapi aku benci kepada hal hal yang baru itu, dan sukar mendengarnya sekalipun. Dan pada mulanya aku menentangnya sekeras-kerasnya, karena aku telah menempuh jalan yang sesat dan penuh kebodohan. Tetapi berkat pertobatan yang tiba- tiba, Allah menujukan hatiku kepada kepatuhan".
Pada tahun 1534 golongan reformatoris di Perancis dihambat dengan keras. Orang-orang reformatoris menyelamatkan dirinya dengan melarikan diri ke Swiss. Calvin pun ikut melarikan diri ke Strausburg di mana ia diterima dengan hangat oleh Bucer. Kemudian Calvin meneruskan perjalanannya ke Basel. Calvin tinggal di Basel setahun lebih lamanya. Selama itu Calvin masih pergi ke Perancis mengunjungi sahabat-sahabatnya dengan memakai nama-nama samaran seperti: Martianus Lucanius, Carolus Passelius, Calpunius, dan sebagainya. Di Basel inilah Calvin menerbitkan bukunya yang terkenal itu, yaitu: Religionis Christianae Institutio (Pengajaran tentang Agama Kristen), tahun 1536. Biasanya dikenal dengan sebutan Institutio. Buku ini kemudian direvisi berkali-kali dan menjadi buku dogmatika yang terutama dalam gereja-gereja Calvinis. Institutio adalah karangan theologia yang kedua yang keluar dari tangan Calvin. Buku theologia yang pertama adalah berjudul: Psychopannychia (Mengenai Tidurnya Jiwa-Jiwa), suatu karangan melawan ajaran Anabaptis yang mengajarkan bahwa jiwa manusia tidur hingga Kristus datang kembali setelah manusia itu meninggal.
Pada tahun 1536 Calvin pergi ke Italia. Dalam perjalanan pulang ke Basel ia terpaksa melalui Jenewa dan menginap di sana. Farel mendengar bahwa Calvin berada di Jenewa sehingga Farel mencari Calvin. Farel meminta kepada Calvin untuk tinggal di Jenewa dan bersama-sama dengan Farel menata kota Jenewa menjadi kota reformasi. Dua bulan sebelumnya Dewan Kota Jenewa telah memutuskan untuk menganut paham reformasi. Permintaan Farel ditolak oleh Calvin. Calvin mau hidup tenang dan terus menulis karya-karya theologia. Ia merasa tidak cocok dengan pekerjaan praktis dalam jemaat. Namun Farel mendesaknya dengan berkata: "Dengan nama Allah yang mahakuasa aku katakan kepadamu: jikalau engkau tidak mau menyerahkan dirimu kepada pekerjaan Tuhan ini, Allah akan mengutuki engkau karena engkau lebih mencari kehormatan dirimu sendiri daripada kemuliaan Kristus". Calvin melihat panggilan Allah kepadanya lewat Farel sehingga ia tinggal di Jenewa. Kini Calvin tinggal di Jenewa bersama-sama dengan Farel mengatur gereja reformatoris di sana. Mereka merancangkan sebuah tata gereja yang mengatur seluruh kehidupan warga kota menurut cita-cita theokrasi. Menurut rancangan tata gereja itu dikatakan, bahwa Perjamuan Kudus diadakan sebulan sekali dan berhubungan dengan itu akan dijalankan disiplin yang keras. Setiap penduduk diwajibkan menandatangani sehelai surat pengakuan sebagai tanda bahwa mereka sungguh-sungguh sadar akan iman dan pengakuannya. Hal yang terakhir ini tidak disetujui oleh banyak warga kota. Pada tahun 1538 Dewan Kota dikuasai oleh orang-orang yang menolak pengakuan itu sehingga Calvin dan Farel dilarang berkhotbah di mimbar-mimbar gereja di Jenewa, dan pada akhirnya keduanya diusir dari Jenewa. Kemudian Calvin dipanggil oleh jemaat Strausburg. Ia menjadi pendeta di sana tahun 1539-1541. Dalam jemaat ini Calvin bersama-sama Butzer dapat menerapkan cita-cita yang gagal di Jenewa dahulu. Di sini Calvin mengusahakan nyanyian Mazmur dengan bantuan ahli musik terkenal; yaitu Clement Marot, Louis Bourgois dan Maitre Piere. Di sini pula Calvin mulai menulis tafsiran-tafsiran Alkitab serta merevisi Institutio. Di sinilah pula Calvin menikah dengan Idelette de Bure, seorang janda bangsawan. Pernikahannya hanya berlangsung sembilan tahun lamanya, karena kemudian istrinya meninggal tanpa memberi keturunan kepada Calvin.
Namun tahun 1541 Calvin dipanggil kembali oleh jemaat Jenewa sehingga kita menemukannya lagi di sana. Calvin tinggal dan bekerja di sini hingga meninggalnya, 27 Mei 1564, karena mengidap TBC.
Segera sesudah ia bekerja dalam jemaat Jenewa, Calvin menyusun suatu tata gereja baru yang bernama: Ordonnances Ecclesiastiques (Undang- undang Gerejani), 1541.
Calvin adalah seorang theolog besar dalam kalangan gereja-gereja reformatoris. Pandangan-pandangan theologianya dituangkannya dalam bukunya, Institutio.
Calvin mengajarkan tentang pembenaran hanya oleh iman (Sola Fide), sama seperti Luther. Namun Calvin sangat menekankan penyucian, kehidupan baru yang harus ditempuh oleh orang-orang Kristen yang bersyukur, karena Allah telah menyelamatkan mereka. Calvin menegaskan bahwa anggota-anggota jemaat yang berkumpul untuk mendengarkan Firman Allah dan untuk ikut ambil bagian dalam Perjamuan Kudus haruslah suci. Disiplin gereja diawasi dengan ketat. Pengawasan atas tingkah laku anggota jemaat bukan saja dilaksanakan oleh penatua, tetapi juga oleh pemerintah (Dewan Kota).
Hubungan gereja dan negara dalam theologia Calvin sangat erat. Calvin bercita-cita suatu negara theokrasi. Seluruh kehidupan masyarakat harus diatur sesuai dengan kehendak Allah. Pemerintah bertugas juga untuk mendukung gereja dan menghilangkan segala sesuatu yang berlawanan dengan berita Injil yang murni. Namun ini tidak berarti bahwa negara berada di bawah gereja. Gereja dan negara berdampingan. Keduanya bertugas untuk melaksanakan kehendak Allah dan mempertahankan kehormatan Tuhan Allah. Mengenai tugas negara, Calvin menulis sebagai berikut: "Pemerintah diberi tugas untuk, selama kita hidup di tengah-tengah orang-orang, mendukung serta melindungi penyembahan Allah yang lahiriah, mempertahankan ajaran yang sehat tentang ibadah dan kedudukan gereja, mengatur kehidupan kita dengan melihat kepada pergaulan masyarakat, membentuk kesusilaan kita sesuai dengan keadilan seperti yang ditetapkan oleh Undang-undang negara, menjadikan kita rukun dan memelihara damai serta ketentraman umum.... "
Mengenai jabatan-jabatan dalam gereja Calvin mengenal empat jabatan yaitu, pendeta, pengajar, penatua dan diaken. Pendeta-pendeta bersama-sama dengan para penatua merupakan konsistori, yaitu majelis gereja yang memimpin jemaat dan yang menjalankan disiplin gereja. Peraturan pemilihan dan penahbisan pejabat-pejabat gereja itu diatur dengan teliti, terutama jabatan pendeta.
Mengenai Perjamuan Kudus, Calvin mengajarkan bahwa Perjamuan Kudus adalah pemberian Allah dan bukan perbuatan manusia. Roti dan anggur bukan saja lambang, melainkan alat yang dipakai untuk memberikan tubuh dan darah Kristus kepada umatNya. Akan tetapi Kristus kini ada di surga. Roti dan anggur tidak bisa dianggap sama saja dengan tubuh dan darah yang di dalam surga itu, melainkan harus dianggap sebagai tanda dan meterai dari anugerah dan kasih Tuhan dalam Yesus Kristus. Calvin membedakan tanda dengan apa yang ditandakan oleh tanda itu. Calvin menjelaskannya sebagai berikut: "Sebagaimana orang yang percaya itu sungguh menerima tanda-tanda itu dengan mulutnya, demikianlah pada waktu itu juga ia sungguh dihubungkan oleh Roh Kudus dengan tubuh Kristus yang di surga". Dalam pelaksanaan Perjamuan Kudus, Calvin sangat teliti.
Calvin di dalam ajarannya juga menekankan predestinasi di samping pembenaran oleh iman. Menurut Calvin bahwa sejak kekal Allah di dalam diri-Nya sendiri telah menetapkan orang-orang mana yang diberiNya keselamatan dan yang mana yang dibinasakan. Orang-orang yang dipilih Tuhan itu diberi anugerah dengan cuma-cuma sedangkan orang-orang yang ditolak Allah, Allah menutup jalan masuk ke dalam kehidupan. Calvin mengatakan hal ini sungguh sulit dipahami. Tanda- tanda bahwa seseorang ditetapkan Allah untuk kehidupan yang kekal ialah bahwa ia (mereka) dipanggil oleh Tuhan Allah dan mereka menerima pembenaran dari Allah. Ajaran Calvin mengenai predestinasi ini menyebabkan timbulnya perpecahan dalam gereja-gereja Calvinis di kemudian hari. Pada masa Calvin masih hidup, Hieronymus Bolsec telah menyerang ajaran predestinasi ini. Calvin membela kebenaran ajarannya dan ia menganjurkan kepada Dewan Kota untuk membuang Bolsec. Dengan demikian Bolsec diusir dari kota Jenewa.
Calvin juga melawan ajaran Antitrinitarian yang diajarkan oleh Michael Servet. Pada waktu Servet berada di Jenewa dalam pelarian dari hukuman mati yang telah dijatuhkan oleh Gereja Katolik Roma ke atasnya, Dewan Kota Jenewa menangkap dan memenjarakan Servet atas permintaan Calvin. Atas anjuran para pendeta dan tentunya termasuk Calvin di dalamnya, supaya kepala Servet dipenggal maka Dewan Kota memenggal kepala Servet pada tahun 1553.
Di Jenewa, Calvin juga mendirikan sekolah-sekolah. Di Jenewa didirikan sebuah Akademi yang memiliki dua bagian, yaitu gymnasium dan theologia. Theodorus Beza diangkat menjadi direktur Akademi tersebut. Di Akademi inilah dipersiapkan pemuda-pemuda Calvinis yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin gereja Calvinis yang terkenal, seperti John Knox, Caspar Olevianus, pengarang Katekismus Heidelberg yang terkenal itu.
Banyak sekali pekerjaan yang dikerjakan oleh Calvin tanpa mengenal lelah. Sejak tahun 1558 penyakitnya mulai berat. Sebelum meninggalnya, ia meninggalkan banyak pesan kepada jemaatnya dan kepada Theodorus Beza, yang akan menggantikan kedudukannnya di jemaat Jenewa. Dewan Kota dan para pendeta dipanggilNya untuk mendengarkan nasihat-nasihatnya. Pada tanggal 27 Mei 1564 Calvin meninggal dunia dengan tenang. Ia pergi dengan meninggalkan pekerjaan yang berat kepada Theodorus Beza. Namanya dikenang sepanjang sejarah di seluruh dunia dengan terpatrinya gereja Calvinis. AMIN
APAKAH YESUS MENIKAH?
Pertanyaan ini seringkali mengundang jawaban yang beragam, bahkan memancing kemarahan banyak pihak yang megnaku konservatif. tak perlulah mempertanyakan keKristenan tradisional yang jelas-jelas percaya Yesus tidak menikah alias hidup selibat selama periode kehidupannya di dunia.
Untuk menjawabnya, kita memang perlu ukuran kebenaran tertinggi, dan itu adalah Alkitab, terutama dalam Perjanjian Baru, terutama lagi dalam Injil-injil. Memang ada injil gnostis(ajaran sesat di abad ke 2 M, seperti injil Maria magdalena dan injil Filipus yang menyatakan kehidupan Yesus, tetapi sistematika dan kebenarannya tidak dapat dipertahankan dan subyektif demi kepentingan kelompok ini)Mengapa harus dari injil-injil(4 Injil), sebab keempat kitab inilah yang mampu menyatakan kehidupan Yesus secara obyektif dan holistik/menyeluruh.
Sekarang, apa kata keempat Injil tentang kehidupan Yesus, apakah Ia benar-benar pernah menikah?Memang benar orang Yehudi dalam zaman Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama diharapkan untuk menikah dan memiliki anak, tetapi ada perkecualian menonjol terhadap norma tersebut. misalnya, Samuel kemungkinan besar adalah lajang, orang-orang Esseni(penulis gulungan laut mati) sebagian besar melajang, Yohanes Pembaptis juga melajang.
Dr. Darrell Bock menjelaskan bahwa bukti eksternal ketidakmenikahan Yesus antara lain, ketika Dia melakukan pelayanan tidak pernah disebutkan Ia memiliki isteri, ketika Dia diadili dan disalibkan tidak disebutkan adanya seorang wanita sebagai isterinya, setelah kematian dan kebangkitanNya, tidak disebutkan adanya seorang isteri. Anggota-anggota keluarga Yesus -ibu, saudara laki-laki dan perempuanNya disebutkan lebih dari sekali, tetapi tidak pernah disebutkan adanya seorang isteri, demikian juga tidak ada petunjuk bahwa Ia seorang duda.
Alasan terbesar untuk kita mengatakan dengan yakin bahwa Yesus tidak pernah menikah adalah dari kesaksian dari Alkitab. Sampai saat ini, belum pernah ada satu ayat, satu frasa, atau satu kalimatpun dari seluruh Alkitab yang memberi petunjuk bahwa Yesus pernah memiliki isteri atau menikah. Meskipun tidak masalah apabila benar Yesus pernah menikah (sebab kita percaya bahwa DIA adalah 100 persen manusia, yang makan, minum, lelah) dan itu tidak akan mengurangi keTuhananNya, tetapi sampai hari ini tidak ada bukti meyakinkan dan akurat,- kecuali asumsi-asumsi- sehingga kita harus mengatakan bahwa Yesus tidak pernah menikah, dan hidup selibat sampai kematianNya di kayu salib. AMIN
Untuk menjawabnya, kita memang perlu ukuran kebenaran tertinggi, dan itu adalah Alkitab, terutama dalam Perjanjian Baru, terutama lagi dalam Injil-injil. Memang ada injil gnostis(ajaran sesat di abad ke 2 M, seperti injil Maria magdalena dan injil Filipus yang menyatakan kehidupan Yesus, tetapi sistematika dan kebenarannya tidak dapat dipertahankan dan subyektif demi kepentingan kelompok ini)Mengapa harus dari injil-injil(4 Injil), sebab keempat kitab inilah yang mampu menyatakan kehidupan Yesus secara obyektif dan holistik/menyeluruh.
Sekarang, apa kata keempat Injil tentang kehidupan Yesus, apakah Ia benar-benar pernah menikah?Memang benar orang Yehudi dalam zaman Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama diharapkan untuk menikah dan memiliki anak, tetapi ada perkecualian menonjol terhadap norma tersebut. misalnya, Samuel kemungkinan besar adalah lajang, orang-orang Esseni(penulis gulungan laut mati) sebagian besar melajang, Yohanes Pembaptis juga melajang.
Dr. Darrell Bock menjelaskan bahwa bukti eksternal ketidakmenikahan Yesus antara lain, ketika Dia melakukan pelayanan tidak pernah disebutkan Ia memiliki isteri, ketika Dia diadili dan disalibkan tidak disebutkan adanya seorang wanita sebagai isterinya, setelah kematian dan kebangkitanNya, tidak disebutkan adanya seorang isteri. Anggota-anggota keluarga Yesus -ibu, saudara laki-laki dan perempuanNya disebutkan lebih dari sekali, tetapi tidak pernah disebutkan adanya seorang isteri, demikian juga tidak ada petunjuk bahwa Ia seorang duda.
Alasan terbesar untuk kita mengatakan dengan yakin bahwa Yesus tidak pernah menikah adalah dari kesaksian dari Alkitab. Sampai saat ini, belum pernah ada satu ayat, satu frasa, atau satu kalimatpun dari seluruh Alkitab yang memberi petunjuk bahwa Yesus pernah memiliki isteri atau menikah. Meskipun tidak masalah apabila benar Yesus pernah menikah (sebab kita percaya bahwa DIA adalah 100 persen manusia, yang makan, minum, lelah) dan itu tidak akan mengurangi keTuhananNya, tetapi sampai hari ini tidak ada bukti meyakinkan dan akurat,- kecuali asumsi-asumsi- sehingga kita harus mengatakan bahwa Yesus tidak pernah menikah, dan hidup selibat sampai kematianNya di kayu salib. AMIN
Senin, 04 Mei 2009
PERCAYA
Inilah satu bait lagu yang sangat menyentuh hati saya. "saat kutak melihat jalanMu, saat kutak mengerti rencanaMu, namun tetap kupegang janjiMu, pengharapanku hanya padaMu, Hatiku percaya...hatiku percaya...hatiku percaya...slalu kupercaya." Lagu ini mengingatkan kita bahwa agama, terutama keKristenan yang tidak menggunakan iman percaya sebagai panglimanya, hasilnya nol besar. banyak perkara yang mewajibkan kita percaya meski tidak melihat.
Percaya atau iman dalam konteks keKristenan adalah keyakinan yang dimiliki seseorang meski ia tidak memiliki bukti nyata atau rasional yang mampu membuktikan kepercayaannya. Hal ini tidak berarti apa yang ia percayai tidak rasional, tidak masuk akal, tetapi lebih pada ketidakmampuan kita untuk mengerti kebenaran yang teramat besar. TIdak mampu kita mengerti dan menjelaskan segala sesuatu tentang Tuhan secara utuh. Hal ini tidak berarti Tuhan tidak masuk akal, tetapi ia melebihi akal dan kemampuan kita.
Satu kali tentara sekutu menyelamatkan beberapa orang yang masih bertahan hidup di salah satu kamp NAZI, mereka terhenyak dan terpana dengan satu bati tulisan di dinding, bunyinya: aku percaya...matahari walaupun tidak pernah melihatnya, kasih walaupun tidak pernah merasakannya, Tuhan walaupun tak pernah melihat wajahNya." kalau seseorang yang teramat menderita saja mampu percaya pada Tuhan, apalagi kita. Adalah orang yang berbahagia apabila mau percaya meski tidak melihat. AMIN
Percaya atau iman dalam konteks keKristenan adalah keyakinan yang dimiliki seseorang meski ia tidak memiliki bukti nyata atau rasional yang mampu membuktikan kepercayaannya. Hal ini tidak berarti apa yang ia percayai tidak rasional, tidak masuk akal, tetapi lebih pada ketidakmampuan kita untuk mengerti kebenaran yang teramat besar. TIdak mampu kita mengerti dan menjelaskan segala sesuatu tentang Tuhan secara utuh. Hal ini tidak berarti Tuhan tidak masuk akal, tetapi ia melebihi akal dan kemampuan kita.
Satu kali tentara sekutu menyelamatkan beberapa orang yang masih bertahan hidup di salah satu kamp NAZI, mereka terhenyak dan terpana dengan satu bati tulisan di dinding, bunyinya: aku percaya...matahari walaupun tidak pernah melihatnya, kasih walaupun tidak pernah merasakannya, Tuhan walaupun tak pernah melihat wajahNya." kalau seseorang yang teramat menderita saja mampu percaya pada Tuhan, apalagi kita. Adalah orang yang berbahagia apabila mau percaya meski tidak melihat. AMIN
Jumat, 01 Mei 2009
LUTHERANISME
Ajaran khas Martin Luther yang seringkali juga diakui sebagai ciri khas ajaran Reformasi disimpulkan dalam tiga sola, yaitu sola fide, sola gratia, dan sola scriptura, yang berarti "hanya iman", "hanya anugerah", dan "hanya Kitab Suci". Maksudnya, Luther menyatakan bahwa keselamatan manusia hanya diperoleh karena imannya kepada karya anugerah Allah yang dikerjakannya melalui Yesus Kristus, sebagaimana yang disaksikan oleh Kitab Suci. (Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.).
Dengan demikian, Luther menolak ajaran Gereja saat itu yang menjanjikan keselamatan melalui penjualan surat-surat pengampunan dosa (indulgensia). Luther menyatakan bahwa manusia diselamatkan bukan karena amal atau perbuatannya yang baik, melainkan semata-mata oleh karena anugerah Allah. Hal ini didasarkan pada perkataan Paulus dalam Surat Roma: "Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa." (Roma 5:8)
Sakramen
Gereja Lutheran mengakui dua sakramen: Pembaptisan dan Perjamuan Kudus. Katekismus Lutheran mengajarkan bahwa pembaptisan adalah karya Allah, berlandaskan perkataan dan janji Kristus; sehingga dilayankan baik bagi bayi maupun orang dewasa. Gereja Lutheran percaya bahwa roti dan anggur dalam perjamuan kudus adalah sungguh-sungguh tubuh dan darah Kristus yang dianugerahkan kepada umat Kristiani untuk dimakan dan diminum, yang diperintahkan oleh Kristus sendiri.
Banyak Kaum Lutheran yang melestarikan pendekatan liturgis terhadap Ekaristi. Komuni Kudus (atau Perjamuan Tuhan) dipandang sebagai tindakan sentral dari pemujaan Kristiani. Gereja Lutheran percaya bahwa roti dan anggur dalam perjamuan kudus hadir bersama dengan tubuh dan darah Yesus, bukannya menggantikan atau melambangkan tubuh dan darah-Nya belaka. Mereka mengaku dalam Apologi dari Pengakuan Augsburg:
“ "...kami tidak menghapuskan Misa namun secara rohaniah mempertahankan dan membelanya. Di kalangan kami Misa dirayakan setiap Hari Tuhan dan pada hari-hari raya lainnya, bilamana Sakramen itu disediakan bagi orang-orang yang hendak mengambil bagian darinya, setelah mereka diperiksa dan diampuni. Kami juga mempertahankan bentuk-bentuk liturgis tradisional, seperti urut-urutan dalam pembacaan Alkitab, doa-doa, busana liturgi, dan hal-hal serupa lainnya." (Apologi dari Pengakuan Augsburg, Artikel XXIV.1) AMIN
Dengan demikian, Luther menolak ajaran Gereja saat itu yang menjanjikan keselamatan melalui penjualan surat-surat pengampunan dosa (indulgensia). Luther menyatakan bahwa manusia diselamatkan bukan karena amal atau perbuatannya yang baik, melainkan semata-mata oleh karena anugerah Allah. Hal ini didasarkan pada perkataan Paulus dalam Surat Roma: "Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa." (Roma 5:8)
Sakramen
Gereja Lutheran mengakui dua sakramen: Pembaptisan dan Perjamuan Kudus. Katekismus Lutheran mengajarkan bahwa pembaptisan adalah karya Allah, berlandaskan perkataan dan janji Kristus; sehingga dilayankan baik bagi bayi maupun orang dewasa. Gereja Lutheran percaya bahwa roti dan anggur dalam perjamuan kudus adalah sungguh-sungguh tubuh dan darah Kristus yang dianugerahkan kepada umat Kristiani untuk dimakan dan diminum, yang diperintahkan oleh Kristus sendiri.
Banyak Kaum Lutheran yang melestarikan pendekatan liturgis terhadap Ekaristi. Komuni Kudus (atau Perjamuan Tuhan) dipandang sebagai tindakan sentral dari pemujaan Kristiani. Gereja Lutheran percaya bahwa roti dan anggur dalam perjamuan kudus hadir bersama dengan tubuh dan darah Yesus, bukannya menggantikan atau melambangkan tubuh dan darah-Nya belaka. Mereka mengaku dalam Apologi dari Pengakuan Augsburg:
“ "...kami tidak menghapuskan Misa namun secara rohaniah mempertahankan dan membelanya. Di kalangan kami Misa dirayakan setiap Hari Tuhan dan pada hari-hari raya lainnya, bilamana Sakramen itu disediakan bagi orang-orang yang hendak mengambil bagian darinya, setelah mereka diperiksa dan diampuni. Kami juga mempertahankan bentuk-bentuk liturgis tradisional, seperti urut-urutan dalam pembacaan Alkitab, doa-doa, busana liturgi, dan hal-hal serupa lainnya." (Apologi dari Pengakuan Augsburg, Artikel XXIV.1) AMIN
ALIRAN DISPENSASIONALISME
Sebagai salah satu cabang dari teologi Kristen, Dispensasionalisme mengajarkan sejarah Alkitab sebagai serangkaian pengaturan atau administrasi, masing-masing dengan penekanannya terhadap kesinambungan dari perjanjian-perjanjian dalam Perjanjian Lama yang dibuat Allahd engan umat pilihannya melalui Abraham, Musa dan Daud.
Dispensasionalisme is adalah sebuah kerangka penafsiran untuk memahami keseluruhan alur Alkitab, dan seringkali dikontraskan dengan penafsiran yang berlawanan: Supersesionisme (juga disebut sebagai Teologi Pengganti (Replacement Theology). Dalam pengertian yang sederhana, Supersesionisme mengatakan bahwa agama Kristen menggantikan Yudaisme, sementara Dispensasionalisme mengajarkan bahwa agama Kristen memulihkan unsur-unsur yang hilang dari Yudaisme. Jadi, banyak penganut dispensasionalis yang percaya akan Restorasionisme.
Dispensasionalisme berusaha menjawab apa yang dianggap banyak orang sebagai teologi-teologi yang berlawanan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Namanya berasal dari kenyataan bahwa gerakan ini berusaha melihat sejarah Alkitab sebagaimana dipahami melalui serangkaian dispensasi atau zaman yang secara khusus telah ditetapkan oleh Allah di dalam Alkitab.
Dispensasi (atau zaman) tanpa dosa (Kejadian 1:1–3:7), sebelum kejatuhan Adam,
zaman hati nurani (Kejadian 3:8–8:22), Adam hingga Nuh,
zaman pemerintahan (Kejadian 9:1–11:32), Nuh hingga Abraham,
zaman pemerintahan para leluhur (Kejadian 12:1–Keluaran 19:25), Abraham hingga Musa,
zaman Hukum Musa (Keluaran 20:1–Kisah para Rasul 2:4), Musa hingga Kristus,
zaman anugerah (Kisah 2:4–Wahyu 20:3 – kecuali untuk Hiperdispensasionalis), zaman Gereja yang sekarang, dan
zaman harafiah, Kerajaan 1.000 tahun (Milenium) yang masih akan datang namun hal ini akan terjadi segera (Wahyu 20:4–20:6).
Masing-masing zaman dikatakan mewakili suatu cara yang berbeda dari Allah dalam menangani manusia, seringkali dalam bentuk ujian yang berbeda untuk manusia. "Periode-periode ini ditandai dalam Kitab Suci oleh suatu perubahan dalam cara Allah menangani manusia, dalam hubungannya dengan dua persoalan: dosa, dan tanggung jawab manusia," C. I. Scofield menjelaskan. "Masing-masing zaman ini dapat dianggap sebagai sebuah ujian baru atas manusia yang alamiah dan masing-masing berakhir dengan penghakiman—menandakan kegagalan totalnya dalam masing-masing zaman."
Empat ajaran dasar
Selain ketujuh zaman ini, signifikansi teologis yang sesungguhnya dapat dilihat dalam empat ajaran dasar yang melatari ajaran dispensasional yang klasik. Dispensasionalisme menyatakan:
Ada suatu perbedaan mendasar antara Israel dan Tubuh Kristus yang sekarang; artinya, ada dua jenis umat Allah dengan dua arah dan tujuan yang berbeda, yaitu Israel yang duniawi (yang mengajarkan hukum dan Injil Kerajaan) dan Tubuh Kristus yang surgawi (yang mengajarkan Injil Anugerah Allah).
Ada perbedaan yang mendasar antara Hukum dan Anugerah; artinya, keduanya adalah gagasan yang saling eksklusif.[1]
Pandangan bahwa Tubuh Kristus dan Zaman Anugerah adalah sebuah tanda kurung dalam rencana Allah yang belum dibayangkan oleh Perjanjian Lama. Gagasan tentang tanda kurung ini tidak menunjukkan kegagalan dalam rancangan Allah, melainkan mengklaim bahwa "gereja" tidak diantisipasikan (atau belum terbayangkan) dalam nubuat-nubuat Perjanjian Lama (itulah sebabnya ia dirujuk sebagai "misteri" dalam Surat-surat Paulus).
Ada perbedaan antara Pengangkatan dan Kedatangan Yesus yang kedua kali; artinya, pengangkatan gereja pada saat kedatangan Kristus yang kedua kali "di udara" (1 Tesalonika 4:17) mendahului kedatangan Kristus yang kedua kali yang "resmi" setelah tujuh tahun masa penderitaan yang hebat.
Berbagai pandangan di kalangan Dispensasionalisme masing-masing mempunyai tingkat yang berbeda-beda sejauh mana keempat ajaran tersebut dipegang. Dispensasionalisme Klasik dan Tradisional (atau Revisi) cukup kuat dalam berpegang kepada ajaran-ajaran di atas. Cabang Progresif dari teologi ini mengendurkan sebagian daripada perbedaan-perbedaan yang disebutkan di atas, sementara model Hiper-Dispensasional menciptakan serangkaian perbedaan yang lebih besar lagi. Malah, kebanyakan dispensasionalis akan menganggap Dispensasionalisme Progressif dan Hiper-Dispensasionalisme sebagai cabang-cabang teologi yang terpisah dari Dispensasionalisme, meskipun Dispensasionalisme Progresif telah menjadi cara pengajaran utama dalam praktis semua seminari yang secara tradisional bersifat Dispensasional. AMIN
Dispensasionalisme is adalah sebuah kerangka penafsiran untuk memahami keseluruhan alur Alkitab, dan seringkali dikontraskan dengan penafsiran yang berlawanan: Supersesionisme (juga disebut sebagai Teologi Pengganti (Replacement Theology). Dalam pengertian yang sederhana, Supersesionisme mengatakan bahwa agama Kristen menggantikan Yudaisme, sementara Dispensasionalisme mengajarkan bahwa agama Kristen memulihkan unsur-unsur yang hilang dari Yudaisme. Jadi, banyak penganut dispensasionalis yang percaya akan Restorasionisme.
Dispensasionalisme berusaha menjawab apa yang dianggap banyak orang sebagai teologi-teologi yang berlawanan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Namanya berasal dari kenyataan bahwa gerakan ini berusaha melihat sejarah Alkitab sebagaimana dipahami melalui serangkaian dispensasi atau zaman yang secara khusus telah ditetapkan oleh Allah di dalam Alkitab.
Dispensasi (atau zaman) tanpa dosa (Kejadian 1:1–3:7), sebelum kejatuhan Adam,
zaman hati nurani (Kejadian 3:8–8:22), Adam hingga Nuh,
zaman pemerintahan (Kejadian 9:1–11:32), Nuh hingga Abraham,
zaman pemerintahan para leluhur (Kejadian 12:1–Keluaran 19:25), Abraham hingga Musa,
zaman Hukum Musa (Keluaran 20:1–Kisah para Rasul 2:4), Musa hingga Kristus,
zaman anugerah (Kisah 2:4–Wahyu 20:3 – kecuali untuk Hiperdispensasionalis), zaman Gereja yang sekarang, dan
zaman harafiah, Kerajaan 1.000 tahun (Milenium) yang masih akan datang namun hal ini akan terjadi segera (Wahyu 20:4–20:6).
Masing-masing zaman dikatakan mewakili suatu cara yang berbeda dari Allah dalam menangani manusia, seringkali dalam bentuk ujian yang berbeda untuk manusia. "Periode-periode ini ditandai dalam Kitab Suci oleh suatu perubahan dalam cara Allah menangani manusia, dalam hubungannya dengan dua persoalan: dosa, dan tanggung jawab manusia," C. I. Scofield menjelaskan. "Masing-masing zaman ini dapat dianggap sebagai sebuah ujian baru atas manusia yang alamiah dan masing-masing berakhir dengan penghakiman—menandakan kegagalan totalnya dalam masing-masing zaman."
Empat ajaran dasar
Selain ketujuh zaman ini, signifikansi teologis yang sesungguhnya dapat dilihat dalam empat ajaran dasar yang melatari ajaran dispensasional yang klasik. Dispensasionalisme menyatakan:
Ada suatu perbedaan mendasar antara Israel dan Tubuh Kristus yang sekarang; artinya, ada dua jenis umat Allah dengan dua arah dan tujuan yang berbeda, yaitu Israel yang duniawi (yang mengajarkan hukum dan Injil Kerajaan) dan Tubuh Kristus yang surgawi (yang mengajarkan Injil Anugerah Allah).
Ada perbedaan yang mendasar antara Hukum dan Anugerah; artinya, keduanya adalah gagasan yang saling eksklusif.[1]
Pandangan bahwa Tubuh Kristus dan Zaman Anugerah adalah sebuah tanda kurung dalam rencana Allah yang belum dibayangkan oleh Perjanjian Lama. Gagasan tentang tanda kurung ini tidak menunjukkan kegagalan dalam rancangan Allah, melainkan mengklaim bahwa "gereja" tidak diantisipasikan (atau belum terbayangkan) dalam nubuat-nubuat Perjanjian Lama (itulah sebabnya ia dirujuk sebagai "misteri" dalam Surat-surat Paulus).
Ada perbedaan antara Pengangkatan dan Kedatangan Yesus yang kedua kali; artinya, pengangkatan gereja pada saat kedatangan Kristus yang kedua kali "di udara" (1 Tesalonika 4:17) mendahului kedatangan Kristus yang kedua kali yang "resmi" setelah tujuh tahun masa penderitaan yang hebat.
Berbagai pandangan di kalangan Dispensasionalisme masing-masing mempunyai tingkat yang berbeda-beda sejauh mana keempat ajaran tersebut dipegang. Dispensasionalisme Klasik dan Tradisional (atau Revisi) cukup kuat dalam berpegang kepada ajaran-ajaran di atas. Cabang Progresif dari teologi ini mengendurkan sebagian daripada perbedaan-perbedaan yang disebutkan di atas, sementara model Hiper-Dispensasional menciptakan serangkaian perbedaan yang lebih besar lagi. Malah, kebanyakan dispensasionalis akan menganggap Dispensasionalisme Progressif dan Hiper-Dispensasionalisme sebagai cabang-cabang teologi yang terpisah dari Dispensasionalisme, meskipun Dispensasionalisme Progresif telah menjadi cara pengajaran utama dalam praktis semua seminari yang secara tradisional bersifat Dispensasional. AMIN
Langganan:
Postingan (Atom)