Selasa, 27 Mei 2008

DEMO TANPA ANARKI
Sebelum pemerintah mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak, dimana-mana sudah ada demonstrasi menentang kebijakan tersebut. Alasan pemerintah, APBN sudah tidak sanggup menahan tingginya subsidi yang harus dikeluarkan, pula subsidi tersebut sebagian besar dinikmati oleh masyarakat kelas menengah atas. Alasan masyarakat dan mahasiswa untuk berdemo, tak lain karena kenaikan BBM memicu naiknya harga komoditi pokok yang akan semakin menekan masyarakat bawah. Adanya bantuan langsung tunai sebesar 300 ribu per tiga bulan bagi masyarakat miskin, jelas tak cukup dan tak mendidik.
Demonstrasi memang sah-sah saja pada sebuah Negara demokrasi seperti Indonesia, yang menjadi masalah adalah ketika demonstrasi menjadi anarkis dan merusak kepentingan umum. Belum lekang dari ingatan kita beberapa hari lalu ada kasus ‘penyerbuan’ petugas keamanan ke dalam kampus Universitas Nasional di Jakarta yang kasusnya hingga kini masih terus didalami komnas HAM bahkan sampai ke DPR dan presiden. Kemarin muncul lagi demonstrasi di Univ. Kristen Indonesia di daerah Cawang yang berakhir dengan pelemparan batu dan penutupan jalan di depan kampus. Bagaimana seharusnya demonstrasi dilaksanakan?
Sebagai umat Kristiani kita harus menjunjung nilai-nilai kasih dalam melakukan segala sesuatu. Begitu pula sewaktu berdemo, hendaknya kita mewaspadai adanya niatan hati yang tidak tulus, sehingga apa yang kita lakukan berpamrih. Intinya sebagai sebagai anak Tuhan, kita boleh saja dan sah-sah saja mengkritisi kebijakan pemerintah dengan berdemo, tetapi berdemo menjadi tidak sah dan salah apabila dilakukan dengan anarkis, pengrusakan, penutupan jalan umum, mengganggu aktivitas umum, dan hal-hal buruk lainnya. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar