Jumat, 11 April 2008

APA, SIAPA DAN BAGAIMANA PEMIMPIN ITU

Banyak orang yang menginginkan dirinya menjadi seorang pemimpin. Ia melakukan berbagai cara supaya ia dapat menjadi pemimpin. Bahkan dengan cara- cara yang tidak benar sekalipun. Hal ini jelas menandakan bahwa ia tidak mengerti arti pemimpin dengan baik.
Pemimpin adalah seseorang yang mampu menuntun orang lain untuk melakukan kegiatan- kegiatan yang direncanakan tetapi ia sendiri harus berperan sebagai contoh yang baik, artinya ia berperan serta aktif dalam menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan yang dicapai. Ia berperan sebagai penerima visi dan dengan iman ia mau bekerja keras untuk merealisasikan visi tersebut. Diluar itu, menurut penulis ia bukanlah seorang pemimpin sejati.
Menjadi pemimpin berarti ia harus mampu mengejawantahkan prinsip “ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, dan tut wuri handayani” yakni, di depan menjadi teladan, di tengah- tengah anggotanya ia mampu menjadi motivator dan di belakang ia menjadi pendorong bagi yang lain. Ini merupakan prinsip yang mesti dimiliki oleh setiap pemimpin yang ingin berhasil.
Seorang pemimpin yang baik memiliki kecakapan dan kualitas tertentu. Belajar dari Musa, Ted Engstrom menuliskan enam kualitas kepemimpinan Musa yang sangat menonjol dari surat Ibrani pasal 11. pertama, imannya kepada Tuhan; setelah dewasa ia menolak disebut anak putri Firaun(ayat 24). Kedua, kejujurannya terhadap umat Tuhan: ia memilih menderita bersama umat Tuhan dari pada kehidupan yang mewah(ayat 25). Ketiga, visinya: Musa menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar daripada semua harta Firaun, “sebab dia memandang ke depan kea rah upahnya”(ayat 25). Keempat, ketekunannya: Musa telah meninggalkan Mesir tanpa takut pada murka Firaun, sambil mengarahkan matanya kepada Tuhan bangsa Israel yang tidak kelihatan(ayat 27). Kelima, penurutan mutlaknya: Musa memelihara Paskah dan percikan darah, jangan sampai pembinasa menyentuh anak- anak sulung mereka(ayat 28). Keenam, rasa tanggung jawabnya: Musa memimpin bangsa Israel menyeberang Laut Merah sama seperti melintasi tanah kering(ayat 29). Musa telah menunjukkan kualitas kepemimpinannya dengan hanya bersandar kepada Tuhan saja. Ini merupakan suatu contoh yang patut ditiru oleh setiap pemimpin masa kini.
Kesimpulannya, menurut penulis, seorang pemimpin layak disebut pemimpin apabila memiliki kualitas, serta kecakapan seperti di atas. Ia haruslah seorang pribadi yang dinamis, kreatif, pantang menyerah, bermoral baik, sehingga layak diteladani oleh orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar