IMLEK DALAM PANDANGAN KRISTIANI
Berdasarkan hasil penyelidikan para ahli, perayaan imlek setidaknya telah dilaksanakan sejak dinasti Sia, yaitu kurang lebih pada 2200 tahun sebelum Kristus. Meskipun, kemudian karena pergantian berbagai dinasti berubah pula tanggal perayaan imlek, tetapi antusias penduduk untuk merayakanya tak pernah surut. Barulah pada masa pemerintahan Han U Tie, sekitar tahun 104 sebelum Kristus tanggal tahun baru imlek ditetapkan dan terus diikuti hingga saat ini.
Pada awal penguasaan komunis di Tiongkok, tahun baru imlek dihapuskan untuk diganti dengan tahun baru masehi 1 Januari. Tetapi karena kebiasaan yang telah mengurat akar, dan telah begitu merakyatnya perayaan imlek, maka kebijakan pemerintah tersebut cenderung diabaikan masyarakat. Sehingga perayaan tahun baru imlek terasa lebih meriah dibandingkan tahun baru masehi.
Di Indonesia, masyarakat keturunan Tionghoa juga merayakan imlek sebagaimana lazimnya di tanah Tiongkok, tetapi selama pemerintahan orde baru, melalui inpres no. 14 tahun 1967, perayaan tersebut tidak diperbolehkan. Meskipun demikian, masih banyak warga keturunan Tionghoa yang secara diam-diam merayakannya. Dengan dihapuskannya larangan tersebut pada masa pemerintahan KH Abdurahman Wahid melalui Kepres no. 6 tahun 2000 yang diumumkan tanggal 18 Januari 2000, maka perayaan imlek di Indonesia menjadi semarak kembali.
Sebagai umat kristiani keturunan Tionghoa, apakah kita boleh merayakannya? Menurut saya, tidak ada salahnya bagi umat Kristen Tionghoa untuk turut serta dalam perayaan tahun baru imlek. Bahkan terdapat berbagai moment penting yang bisa kita manfaatkan sebagai sarana menyatakan bakti dan hormat kita kepada orang tua dan orang yang lebih tua. Hal ini membuka peluang bagi kita untuk memperkenalkan kebenaran Injil kabar baik bagi sanak keluarga, bahkan orang tua kita yang belum mengenal Sang Juruselamat Sejati, TUHAN YESUS KRISTUS. Tetapi perlu kita ketahui ada beberapa kebiasaan atau kepercayaan yang tidak bisa dan tidak boleh kita ikuti sebagai orang Kristiani. Konkritnya, sebagai orang Kristen kita harus selektif dalam memilih acara atau kegiatan apa yang dapat kita lakukan(tidak bertentangan dengan Alkitab). Upacara yang tidak dapat kita ikuti, misalnya sembahyang dewa dapur(upacara penghantaran dewa dapur naik ke langit), biasanya dilaksanakan satu minggu sebelum imlek. Amin
Berdasarkan hasil penyelidikan para ahli, perayaan imlek setidaknya telah dilaksanakan sejak dinasti Sia, yaitu kurang lebih pada 2200 tahun sebelum Kristus. Meskipun, kemudian karena pergantian berbagai dinasti berubah pula tanggal perayaan imlek, tetapi antusias penduduk untuk merayakanya tak pernah surut. Barulah pada masa pemerintahan Han U Tie, sekitar tahun 104 sebelum Kristus tanggal tahun baru imlek ditetapkan dan terus diikuti hingga saat ini.
Pada awal penguasaan komunis di Tiongkok, tahun baru imlek dihapuskan untuk diganti dengan tahun baru masehi 1 Januari. Tetapi karena kebiasaan yang telah mengurat akar, dan telah begitu merakyatnya perayaan imlek, maka kebijakan pemerintah tersebut cenderung diabaikan masyarakat. Sehingga perayaan tahun baru imlek terasa lebih meriah dibandingkan tahun baru masehi.
Di Indonesia, masyarakat keturunan Tionghoa juga merayakan imlek sebagaimana lazimnya di tanah Tiongkok, tetapi selama pemerintahan orde baru, melalui inpres no. 14 tahun 1967, perayaan tersebut tidak diperbolehkan. Meskipun demikian, masih banyak warga keturunan Tionghoa yang secara diam-diam merayakannya. Dengan dihapuskannya larangan tersebut pada masa pemerintahan KH Abdurahman Wahid melalui Kepres no. 6 tahun 2000 yang diumumkan tanggal 18 Januari 2000, maka perayaan imlek di Indonesia menjadi semarak kembali.
Sebagai umat kristiani keturunan Tionghoa, apakah kita boleh merayakannya? Menurut saya, tidak ada salahnya bagi umat Kristen Tionghoa untuk turut serta dalam perayaan tahun baru imlek. Bahkan terdapat berbagai moment penting yang bisa kita manfaatkan sebagai sarana menyatakan bakti dan hormat kita kepada orang tua dan orang yang lebih tua. Hal ini membuka peluang bagi kita untuk memperkenalkan kebenaran Injil kabar baik bagi sanak keluarga, bahkan orang tua kita yang belum mengenal Sang Juruselamat Sejati, TUHAN YESUS KRISTUS. Tetapi perlu kita ketahui ada beberapa kebiasaan atau kepercayaan yang tidak bisa dan tidak boleh kita ikuti sebagai orang Kristiani. Konkritnya, sebagai orang Kristen kita harus selektif dalam memilih acara atau kegiatan apa yang dapat kita lakukan(tidak bertentangan dengan Alkitab). Upacara yang tidak dapat kita ikuti, misalnya sembahyang dewa dapur(upacara penghantaran dewa dapur naik ke langit), biasanya dilaksanakan satu minggu sebelum imlek. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar