Senin, 28 April 2008

“SUNAT” DALAM PANDANGAN KRISTIANI(Galatia 5:1-12)
Dalam surat Paulus kepada jemaat Galatia(Galatia 5:1-12) jelas terlihat bahwa setiap orang Kristen(percaya Yesus) bebas dari hukum Taurat, termasuk sunat. Hal ini di dasari pada kenyataan bahwa saat itu dalam jemaat Galatia terdapat orang-orang yang berusaha memutarbalikkan kemerdekaan Kristen. Mereka tergoda untuk kembali mewajibkan pelaksanaan aturan-aturan dalam hukum taurat. Paulus menyatakan bahwa ajaran yang mencampuradukkan anugerah dengan pemaksaan hukum Taurat merupakan kesalahan(Gal.1:6-7). Paulus memberikan kepastian bahwa Kristus telah memerdekakan kita, orang yang percaya kepadaNya dari segalam kuk perhambaan dan oleh sebab itu kita harus tetap teguh berpaut kepada kebenaran Kristus(ay.1).
Sebagai salah satu bagian dari hukum Taurat, sunat termasuk yang di komentari oleh Paulus. Paulus sendiri menggunakan kata “sunat” sebanyak sebelas kali. Beberapa kali ia menggunakannya dalam konteks rohani, juga untuk menyerang ‘kesombongan’ orang Yahudi yang merasa sebagai bangsa pilihan. Mengapa ia berbicara keras tentang sunat, padahal ia sendiri orang yang bersunat?
Kejadian pasal 17 merupakan pedoman satu-satunya dalam Alkitab yang menceritakan awal mula tradisi sunat, sebagai tanda perjanjian Allah dengan Abraham. Sunat dihisabkan dalam ajaran Musa terkait dengan paskah(Kel.12:44) dan agaknya diteruskan sepanjang zaman Perjanjian Lama(Yer.9:25,26). Kejadian 17 mengindikasikan sunat adalah wujud tanda rohani, kemudian memiliki arti kebangsaan. Sunat Israel merupakan pertanda kedudukan di hadirat Allah, dan bahwa kasih karunia Ilahi mendahului perbuatan manusia. Sunat menjelmakan, menerapkan janji, dan menghimbau orang untuk hidup dalam ketaatan sesuai perjanjian.
Lantas, apabila Paulus sendiri orang bersunat, mengapa ia begitu keras menolaknya? Alasannya adalah: beberapa orang Kristen Yahudi percaya bahwa di samping pekerjaan Allah di dalam Yesus Kristus, baik orang Kristen Yahudi maupun orang Kristen non Yahudi wajib menaati aturan-aturan dan hukum Taurat, yang secara khusus mencakup ketaatan pada tata cara dan pemujaan, seperti pemeliharaan hari-hari khusus, makanan yang halal dan haram, serta bersunat(Gal.3:1-7; 4:8-11, 17, 21-22). Orang-orang ini masih “diperhamba” di saat Kristus telah memerdekakan mereka. Ajaran tentang sunat di atas menjadikan perbuatan baik sebagai sesuatu yang penting dan berpengaruh terhadap keselamatan. Sunat menjadikan mereka hidup di luar kasih karunia(ay. 4) dan “Kristus tak akan berguna” sebab usaha untuk “dibenarkan oleh hukum Taurat” akan menimbulkan keterasingan dari Kristus. Hal inilah yang sangat ditentang rasul Paulus, sebab bagi orang percaya hanya iman yang bekerja oleh kasih sajalah yang berarti(ay. 6). Tanpa ketaatan, sunat hanyalah omong kosong(Roma 2:25-29), tanda lahiriah ini tak berarti apabila dibandingkan dengan menaati perintah-perintahAllah(1 Korintus 7:18-19), menjadi ciptaan barulah yang berarti bagi Allah(Gal. 6:15). Jadi penolakan tersebut dilatarbelakangi oleh aspek teologis serta situasi, kondisi, sosial, dan budaya jemaat Galatia.
Bagaimana dengan sunat pada masa kini? Konteks sosial, budaya dan teologi pada masa rasul Paulus menolak pelaksanaan sunat berbeda dengan konteks sosial, budaya dan teologi pada masa kini. Pada masa kini, orang melaksanakan sunat lebih disebabkan oleh faktor kesehatan, sedangkan faktor-faktor lainnya tidak terlalu dominan berpengaruh. Demikian pula orang yang tidak bersunat, biasanya tidak dipengaruhi oleh faktor teologis tertentu, tetapi hanya soal kebiasaan dan budaya yang melatarbelakangi hidupnya. Menurut hemat penulis(anda bisa tak setuju) melaksanakan sunat adalah lebih baik dan sehat apabila dipandang dari aspek kesehatan. Di atas hal lahiriah tersebut, yang terpenting adalah hendaklah setiap orang bersunat hati(Roma 8:28,29). Amin

10 komentar:

  1. BAGUS MEMANG BENAR, BAGI ORANG KRISTIANI YANG MENGANUT KRISTUS, SUNAT ATAU TIDAK SUNAT TIDAK MEMPENGARUHI IMAN. YANG UTAMA ADALAH IMAN AKAN KRISTUS YESUS SANG PENYELAMAT. SUNAT LAHIR HANYALAH SISI KESEHATAN LAHIR. AMIN.

    BalasHapus
  2. Lebih penting mana, kata Yesus sendiri, atau kata Paulus? Yesus menegaskan, Dia tak mengubah Taurat. Paulus bilang, semua yang percaya bebas dari Taurat. Ikut siapa, Bos?

    Matius 5:17 Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
    Hukum Taurat tetap berlaku hingga hari kiamat.

    Matius 5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.

    Lukas 16:17 Lebih mudah langit dan bumi lenyap dari pada satu titik dari hukum Taurat batal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yesus datang ke dunia ini untuk menggenapi hukum taurat karena tidak ada manusia yang sanggup melakukannya dengan sempurna, nah... Yesus sudah menggenapi hukum taurat itu,itulah sebabnya Paulus mengatakan bahwa setiap org yang percaya bebas dari hukum taurat, kalau Yesus sdh melakukannya dengan sempurna untukmu, untuk apa kamu hidup dibawah hukum taurat, untuk apa lagi, tahu ga, dalam efesu 2:15 dikatakan, dengan matiNya sebagai manusia Ia telah membatalkah hukum taurat dgn segala ketentuannya, sekali lagi bahwa Yesus sdh menggenapi hukum taurat, sdh melakukan hukum taurat dengan sempurna, dan kamu yang percaya Yesus sdh bebas dari perhambaan hukum Taurat, sekarang kamu adalah hamba Kristus yang menekankan hukum kasih bukan hukum taurat, bukankah firman Tuhan mengatakan, kasihilah Allah dan kasihilah sesama manusia, pada ke dua hukum inilah tersirat hukum taurat, begitu bro, tapi kalau masih mau melakukan hukum taurat lakukan saja, tapi ingatlah, bahwa anda tidaklah sesempurna Yesus melakukannya, semoga dapat menolong, shalom.

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  3. Sunat mmg utk kshtan..tp klw bersunat tp tdk mengakui Yesus sbgi Tuhan sama saja mati.sunat tdk keharusan tp sunat hati dr sgla dosa itu yg penting..mksd paulus bhwa hkm taurat yg mnghambat hub kt trhdp Yesus itu yg ditiadakan..mksd Yesus hkm taurat yg dijalankan yaitu 10 perintah Allah yg ditulis di dua loh batu yg ditrima musa..itu mmg tdk bs ditiadakan..syalom

    BalasHapus
  4. yesus sebagai tuhan? mana ayat injil yg menegaskan kalau yesus tuhan , dan sembahlah yesus? mana ayatnya? kamu pengikut yesus atau pengikut paus??? semua gereja-gereja saat ini mengajarkan ajaran paus bukan yesus. UMAT ISLAMlah yang mengerjakan ajaran yesus. jadi umat islam lebih kristen daripada orang keristen sendiri.!!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mengikut Perintah Yesus, Setiap Pengikutnya harus di BABTIS, Adakah Islam di babtis? Hukun rejam batu masih dilakukan sedang Yesus mengatakan Sesiapa yg tidak pernah melakukan Dosa itulah yang layak merejam Batu..Islam berbangga daat merejam sampai mati.. Yesus melarang membunuh org tetapi Islam IS berbangga?

      Hapus
    2. umat islam mengajarkan ajaran Yesus?wkkkwkk..itu ucapan bapa si iblis insan mokoginta...dan itulah yang anda ikuti...yang anda amalkan ialah ajaran muhammad, ajaran mokoginta, ajaran dr.zakir, ajaran ahmad deedat alias bidat...bercakap ttg halal haram pun hanya 50-50 bukannya 100 persen...kalau benar2 mau ikut bukan hanya babi saja yang tidak dimakan ttpi juga udang, sotong, ketam dll sbgmana yang tercatat dlm imamat 11..

      Hapus
    3. umat islam mengajarkan ajaran Yesus?wkkkwkk..itu ucapan bapa si iblis insan mokoginta...dan itulah yang anda ikuti...yang anda amalkan ialah ajaran muhammad, ajaran mokoginta, ajaran dr.zakir, ajaran ahmad deedat alias bidat...bercakap ttg halal haram pun hanya 50-50 bukannya 100 persen...kalau benar2 mau ikut bukan hanya babi saja yang tidak dimakan ttpi juga udang, sotong, ketam dll sbgmana yang tercatat dlm imamat 11..

      Hapus
    4. umat islam mengajarkan ajaran Yesus?wkkkwkk..itu ucapan bapa si iblis insan mokoginta...dan itulah yang anda ikuti...yang anda amalkan ialah ajaran muhammad, ajaran mokoginta, ajaran dr.zakir, ajaran ahmad deedat alias bidat...bercakap ttg halal haram pun hanya 50-50 bukannya 100 persen...kalau benar2 mau ikut bukan hanya babi saja yang tidak dimakan ttpi juga udang, sotong, ketam dll sbgmana yang tercatat dlm imamat 11..

      Hapus