KONSEP TRINITAS
Oleh RM. Wahyu Eko Cahyono
Pendahuluan
Kata “ Trinitas” tidak terdapat secara langsung dalam Alkitab (PL& PB). Meskipun demikian kata trinitas/ tritunggal menyimpulkan seluruh ajaran Alkitab tentang rahasia diri Allah. Menurut C. W. Lowry dalam The Trinity and Christian Devotion, istilah ini “mencakup seutuhnya segenap unsur utama kebenaran yang diajarkan agama Kristen mengenai adanya kegiatan Allah dalam satu istilah umum yang sangat luhur.” Doktrin trinitas sangat khas dan unik dalam ajaran kekristenan karena mengungkapkan hubungan antara Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus sebagai tritunggal yang Esa.
Trinitas dalam Gereja Mula-mula dan Reformasi
Umat Kristen awal telah mencoba menggambarkan hubungan antara Bapa, Anak dan Roh Kudus. Antara lain: Praxeas dari Roma yang mengajarkan Patripassianisme, yaitu Bapa turut menderita sengsara karena Sang Bapa berinkarnasi di dalam Sang Anak. Sabellius mengajarkan bahwa Tuhan itu Esa adanya. Bapa, Putra dan Roh Kudus itu hanya cara menampakkan diri(perwujudan) dari Allah yang Esa itu. Arius (250-336 M) mengajarkan pembedaan antara Allah Bapa dengan Anak (Yesus) yang diperanakkan oleh Bapa sehingga dianggap memiliki permulaan (pra eksistensi). Jadi, Yesus adalah ciptaan yang sulung dari Allah Bapa. Ia juga mengajarkan bahwa Roh Kudus adalah yang pertama diciptakan oleh Anak. Ketiga pandangan di atas pada akhirnya dipersalahkan dan disebut bidat(ajaran sesat) karena mengabaikan berbagai keunikan dan keistimewaan yang disampaikan Alkitab tentang hubungan Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Selain mereka ada pula Bapa Gereja awal yang memberikan pandangannya, antara lain: Yustinus martir yang mengajarkan bahwa Yesus Kristus adalah logos yang menjadi pesuruh (anggelos) dan wakil (huperentes) dari Allah Bapa. Origenes mengajarkan bahwa ketritunggalan Allah dipandang secara berpangkat-pangkat (subordinasianisme). Perbedaan ketiga pribadi Allah dipertahankan, namun kesatuannya ditiadakan. Kedua pandangan inipun kurang tepat dalam menggambarkan hubungan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus sebab mengurangi keunikan konsep trinitas.
Pandangan yang diterima oleh umat Kristen sepanjang abad ialah pendapat yang disampaikan Tertulianus. Ajarannya adalah ”una substantia, tres personae” artinya Tuhan Allah adalah satu dalam Substansi/ Zat/ HakikatNya dan tiga dalam Persona/ Pribadi/ OknumNya. Ajaran inilah yang dipegang oleh Gereja dan dikukuhkan dalam Konsili Nicea (325 M). Reformator John Calvin juga mendukung trinitas dengan menyatakan bahwa Allah satu hakekatNya yang tak dapat dibagi-bagi, meskipun hakekat itu ada pada Bapa, ada pada Anak, dan ada pada Roh Kudus. Demikian pula, bahwa karena salah satu sifatNya Bapa berbeda dari Anak, dan Anak berbeda dari Roh Kudus.
Pandangan Alkitab tentang Konsep Trinitas
Meskipun istilah trinitas tidak ditemukan dalam PL maupun PB, tetapi amat banyak ayat Alkitab yang menyokong kebenaran konsep ini.
Perjanjian Lama
Petunjuk ketritunggalan Allah amat nyata dalam PL. pada saat tertentu Allah memakai bentuk diri jamak (Kej. 1:26; 11:7). Bentuk berkat TUHAN dalam PL adalah lipat tiga (Bil. 6:24-26). Nabi Yesaya menubuatkan bahwa Mesias disebut Allah yang Perkasa (Yes. 9:5). Dan masih banyak lagi rujukan dari kitab-kitab Perjanjian Lama yang dapat kita temukan untuk membuktikan kebenaran konsep trinitas.
Perjanjian Baru
Tersedia kesaksian yang melimpah dalam PB tentang ketritunggalan TUHAN Allah.
· Bapa adalah Allah (1 Kor. 8:6; Ef. 4:6)
· Anak adalah Allah (Yoh. 1:14,18; 20:28; Flp. 2:6; Tit. 2: 13)
· Roh Kudus adalah Allah (Kis. 5: 3-4; 2 Kor. 3:18)
Ada urutan khusus di antara ketiga pribadi Allah.
· Bapa ialah yang pertama (Yoh. 5:26-27; Ef. 1:3)
· Anak yang kedua (Yoh. 3:16; Ibr. 1:5; 1 Yoh. 4:14)
· Roh Kudus yang ketiga (Yoh. 14:7; 15:26; 20:22)
Kesimpulan
Setelah kita mempelajari doktrin dasar dalam kekritenan, yaitu ketrinitasan/ ketritunggalan Allah, kita semestinya meyakini kebenarannya dengan menolak anggapan bahwa gereja atau konsililah yang melahirkan doktrin tersebut. Doktrin trinitas nyata-nyata tergambar jelas dan tak meragukan dalam banyak ayat dalam PL maupun PB. Konsili dan gereja mula-mula hanyalah mengukuhkan kebenaran yang telah ada dan nyata dalam Alkitab.
Jadi, ketrinitasan/ ketritunggalan Allah artinya adalah ada satu Allah yang benar dan satu-satunya, tetapi di dalam keesaan dari keAllahan ini ada tiga pribadi yang sama kekal dan sepadan, sama di dalam hakekat tetapi berbeda di dalam pribadi Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, yang tidak saling berkontradiksi satu dengan yang lainnya. Amin
Imamat 19 ayat 18, Ulangan 6 ayat 4 - 5, Matius 22 ayat 37, Markus 12 ayat 29 - 31, Lukas 10 ayat 27
BalasHapusTertulis dalam huruf Ibrani : " שמע ישראל יהוה אלהינו יהוה אחד ואהבתא את יהוה אלהיך בכל לבבך ובכל נפשך ובכל מעדך ואהבתא לרעך כמוך. "
Dibaca dari kanan ke kiri menurut peraturan tata bahasa Ibrani : " Shema Yisrael YHWH ( Adonain) Eloheinu YHWH ( Adonai ) ekhad veahavta et YHWH ( Adonai ) Eloheikha bekol levavkha uvkol nafshekha uvkol meodekha veahavta lereakha kamokha. "
🕎✡️🐟✝️🕊️📖🇮🇱