Minggu, 13 April 2008

BERSYUKUR(BERTERIMA KASIH) PADA TUHAN
Dalam ibadah-ibadah kita sering mendengar bahwa kita harus mengucap syukur. Mengucap syukur adalah kegiatan yang mudah dibicarakan, namun sulit untuk dilakukan. Sebenarnya kesulitan sebenarnya bukan pada ketidakmauan kita mengucap syukur tetapi lebih kepada ketidaksabaran kita untuk mengucap syukur dalam segala keadaan. Apabila kita sedang diberkati yah..dengan senang hati kita bersyukur tetapi masalahnya apa bedanya kita dengan orang yang ‘tidak percaya’bila ucapan syukur kita hanya disaat senang.
Mengucap syukur akan membuat kita belajar betapa kita tak bisa hidup sendiri betapa kita membutuhkan bantuan dari pihak diluar kita. Kita bukan makhluk serba bisa yang tak memerlukan bantuan orang lain. Apabila kita terbiasa bahkan dibiasakan untuk berterima kasih setelah menerima bantuan dari orang lain, betapa kita harus biasa dan dibiasakan untuk mengucap syukur kepada Tuhan atas segala berkat dan anugerahNya. Ucapan syukur serupa dengan ucapan terima kasih, jadi apabila merasa kurang pas dengan istilah mengucap syukurlah kepada Tuhan, ya diganti saja dengan berterima kasihlah kepada Tuhan.
Mengucap syukur juga tidak identik dengan materi pemberian persembahan, perpuluhan, membantu anak yatim, membangun gereja, namun itu semua merupakan beberapa bentuk atau wujud dari ucapan terima kasih (syukur) kita kepada Sang Pencipta. Mengucap syukur dapat dilakukan dimanapun, kapanpun dan bagaimanapun. Misalnya anda terkunci di toilet umum kemudian anda berdoa kepada TUHAN dan ada seseorang yang dengan tidak sengaja membukakan pintu tersebut, ya anda pantas berterima kasih kepada orang itu atas jasa baik, namun juga berterima kasih pada Tuhan karena telah mengirimnya untuk menolong anda.
Belajar dari Rasul Paulus, dalam segala keadaan kita harus berterima kasih(bersyukur). Bacalah surat-surat Paulus, tak pernah sekalipun ia menulis surat dalam keadaan nyaman, tenang, bercanda tawa dengan kemewahan, atau saat menjadi tamu istimewa di suatu istana. Setiap surat Paulus ditulis di bawah linangan airmata penderitaan. Ia dipenjara, disesah, mengalami kapal karam, berjalan kaki, kelaparan, tetapi satu hal yang patut kita teladani, ia merasa bahagia dan sukacita akan hidupnya. Ia mengucap syukur atas segala hal yang dialaminya. Kenapa karena ia percaya bahwa ia adalah warga negara Kerajaan Sorga, karena ia percaya dengan jalan inilah ia menjadi berkat besar bagi bangsa-bangsa. Oleh sebab itu saya menyeru agar setiap kita belajar mengucap syukur dalam segala keadaan, susah maupun senang, sehat maupun sakit. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar